25 Januari 2011

Pilih cluster kecil atau perumahan besar?


Saya membagi perumahan dalam tiga kelompok. Pertama adalah perumahan besar dengan lebih 1.000 rumah di dalamnya. Kedua adalah perumahan sedang dengan jumlah rumah 50-1.000-an. Ketiga adalah cluster kecil dengan jumlah rumah di bawah 50 unit.

Cluster yang berada dalam perumahan besar saya masukkan dalam kelompok perumahan besar. Bagaimana trennya kan perumahan besar dibagi-bagi dalam cluster-cluster.

Masing-masing perumahan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saya tidak ingin menggeneralisasi. Akan tetapi, saya coba mengenali berdasarkan pengamatan. Barangkali berguna untuk mereka yang sedang menimbang-nimbang atau mencari rumah untuk dibeli.

*Perumahan besar
Kelebihan:
-Biasanya terkenal, punya nama besar, mudah dicari dan ditemukan dalam peta atau ketika akan dikunjungi.
-Biasanya prasarana lengkap seperti sekolah, tempat belanja, tempat olahraga. Tetapi itu hanya terjadi jika perumahan sudah masuk tahap matang, bukan baru dibangun.
-Mungkin saja gengsinya lebih tinggi dibandingkan perumahan sedang atau kecil
-Enak untuk jalan-jalan atau sepedaan di dalam kompleks

Kekurangan:
-Biasanya jarak rumah dengan pintu masuk cukup jauh. Tidak bermasalah untuk yang setiap saat pergi pulang naik mobil atau motor. Akan tetapi repot kalau naik angkot dan mahal kalau naik ojeg.
-Karena perumahan besar, posisinya biasanya di lahan yang sama sekali baru. Kadang akses menuju perumahan juga sulit atau belum dijangkau dengan angkutan umum, terutama malam hari.
-Iuran bulanan untuk kebersihan dll, konon, mahal.

*Perumahan sedang
Kelebihan:
-Posisinya tidak terlalu terpencil karena lahan yang diperlukan tidak luas-luas amat.
-Relatif cepat penuh sehingga ‘kematangan’ lebih cepat tercapai. Biasanya lokasi belanja dan semacamnya segera terbangun.

Kekurangan:
-Tidak seterkenal perumahan besar sehingga posisinya sedikit lebih sulit ditemukan di peta daripada perumahan besar.
-Mungkin harganya lebih miring. Tetapi gengsinya juga sering kalah.


*Cluster kecil
Saya ingin menyoroti ini. Sebagai orang yang banyak mengandalkan angkot dan sering pulang malam, maka lokasi perumahan yang dekat angkot dan fasilitas umum menjadi pilihan.

Konsekuensinya, perumahan besar-besar rasanya tidak cocok. Jika posisi rumah dalam perumahan besar itu dekat jalan dan strategis, biasanya sudah sangat mahal. Atau perumahan sudah lama sehingga yang ada adalah rumah second. Perumahan sedang mungkin cocok. Tetapi tidak banyak yang cocok.

Saya merasa solusinya ada pada perumahan-perumahan kecil. Cluster kecil. Cluster itu kadang memang kecil banget, hanya 3 rumah, 5 rumah. Ada juga yang 9 rumah, 13 rumah, sampai 40-an rumah.

Perumahan dalam cluster kecil begini bisa mengambil posisi strategis karena memanfaatkan lahan kosong yang sempit. Lahan 1.000 meter persegi, misalnya, dibagi 10 rumah, dikasih gerbang, dibuatkan jalan.

Di daerah-daerah yang tampaknya sudah jenuh atau padat, masih sering ada perumahan kecil seperti ini, cluster-cluster kecil ini.

Misalnya di Depok masih ada Bukit Depok Permai (13 rumah) di Jalan Bahagia, Mutiara Buana (50-an rumah) di Jl Haji Dimun, Villa Juanda (15 rumah) dekat jalan Juanda, Martani (3 rumah) di RTM, Kania (7 rumah) di RTM, Hexa (5 rumah) di RTM, Arroyan (9 rumah) di Jalan Kebahagiaan Kompleks Hankam.

Di Bandung, seputaran Pasteur yang padat juga ada cluster kecil semacam ini, misalnya Puri Matahari (10 rumah, sudah penuh).

Kalau kita googling dengan kata kunci “cluster murah di …” biasanya kita akan sampai ke iklan dan informasi mengenai cluster-cluster kecil semacam ini.

Karena perumahannya kecil, nilai investasinya juga kecil, sehingga sulit menemukan iklan di media cetak. Iklannya paling ada di spanduk seputaran lokasi atau di Internet. Jadi upaya mencarinya juga perlu lebih gigih. Perlu lebih sering survey di seputaran lokasi. Dan survey mesti benar-benar jeli. Syukurlah ada bantuan Internet yang sangat membantu, ada google maps dan wikimapia yang jadi senjata ampuh untuk survey lokasi secara virtual sebelum benar-benar datang ke tempat perumahan itu.

Sayangnya perumahan kecil semacam ini, biasanya jalan masuknya juga kecil. Karena lingkungan sudah padat, jalan masuk kecil dan kelak-kelok pun tak apa. Yang penting dekat dengan pusat segala macam yang diperlukan: sekolah bagus, toko-toko, rumah sakit, perkantoran, tempat jualan makanan besar makanan kecil, tempat jual koran, bengkel, kantor pos, tempat fotocopy, dan sebagainya.

Karena perumahan sangat kecil, biasanya fasilitas umum/sosial ikut ke perumahan/perkampungan yang sudah ada. Juga tidak perlu membuat RT sendiri, ikut saja ke kampung. Iuran untuk kebersihan, keamanan, dan sebagainya biasanya tidak mahal karena ikut ke kampung yang sudah ada.

***
Pada akhirnya semua kembali pada selera, kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang, ketekunan dalam survey, kecocokan harga, serta mood si pencari rumah itu sendiri. Yang jelas, jangan fokus pada perumahan besar yang megah-megah. banyak opsi lain yang kecil-kecil. tetap gigih mencari alternatif dan memanfaatkan Internet. Gunakan SMS untuk mengontak penjualnya guna mendapatkan informasi lebih detil mengenai lokasi, harga, spesifikasi bangunan, dan aspek-aspek lain.

Wallahu alam