09 Desember 2008

Langkah tepat downgrade produk ala Nokia


Nokia mengumumkan produk E63 yang bentuknya sama dengan E71 namun fiturnya lebih dekat ke E61i. Karena diluncurkan setelah E71 yang mahal dan lengkap itu, produk ini disebut sebagai downgrade dan dipasarkan dengan harga yang jauh lebih murah. Bagi saya, ini menunjukkan perilaku responsif Nokia.

Sependek ingatan saya, E71 adalah produk ketiga Nokia yang mengadopsi desain QWERTY dan fisik mirip Blackberry. Sebelumnya, vendor dari Finlandia itu sudah membuat seri E61 yang berukuran besar, lalu disempurnakan dengan E61i yang ukurannya tetap besar akan tetapi lebih tipis dan sudah memiliki kamera.

Nokia E71 banyak dipuji sebagai terobosan bagus Nokia dalam menggarap pasar kelas atas. Akan tetapi, harganya yang kelewat mahal dibandingkan rival-rivalnya menurunkan minat konsumen. Apalagi sebagian konsumen yang menyukai desain QWERTY dan fisik E71 justru sudah mendapat kepuasan melalui Blackberry. Data terakhir menunjukkan harga Nokia E71 masih di atas Rp4,5 juta (sebelum dollar gonjang-ganjing).

Saya suka dengan desain E71. Saya juga suka dengan WiFi, sambungan 3,5G yang tertanam, kamera, serta bobotnya yang ringan serta ukurannya yang relatif mungil dibandingkan dengan E61 maupun E61i.

Akan tetapi saya tidak tertarik dengan harganya yang mahal, serta fitur GPS yang tidak bisa dipakai tanpa peta terpasang atau tanpa sambungan Internet tak terbatas untuk akses peta online.

Saya suka kamera pada ponsel. Tetapi resolusi 3 mega piksel bagiku berlebihan. Jadi, penghilangan GPS serta penurunan kualitas kamera seperti pada E63 sangat menarik bagiku. Apalagi, menurut pengumuman, harga jual E63 jauh di bawah E71. Bahkan juga di bawah E61i yang baru (kalau ada atau masih beredar).

***
Saya sebenarnya juga berharap langkah downgrade dilakukan oleh LG untuk produk Communicator KT610. Produk LG itu sebetulnya sudah termasuk Communicator murah, yaitu harga peluncuran sekitar Rp3,5 juta.

Akan tetapi, fitur GPS tidak berguna dan ketiadaan WiFi membuatnya kurang kompetitif. Apalagi potensi jual kembalinya tidak seperti merek Nokia. Kalau LG berhasil downgrade Communicator kemudian menjualnya dengan harga Rp2 jutaan, mungkin akan lebih laris.

Wallahu alam
Sumber gambar: GSMArena

Sakti sama dengan cepat?


Di tengah siang yang kesepian menjelang hari raya Idul Adha, saya sempat menonton pertandingan antara Oscar De La Hoya melawan Manny Pacquiao. Orang Filipina yang berwajah sangat ndeso itu membuktikan bahwa kesaktian jaman sekarang diwakili oleh kecepatan pukulan.

Tinju adalah perkelahian antara dua orang yang tidak saling memiliki masalah. Mereka bisa bersalaman dan ngobrol dengan damai atau santai, tidak punya masalah pribadi, tetapi bersedia berkelahi dan saling pukul sampai berdarah-darah, karena disuruh. Mereka itu pagmatis sekali: Kalau ada yang bersedia membayar dengan nilai tertentu maka mereka siap bertarung.

Oscar Dela La Hoya memiliki wajah yang tampan serta bentuk fisik yang ideal. Wajahnya yang tampak lembut membuatnya disebut sebagai 'Golden Boy'. Cara berbicaranya ketika diwawancara seusai pertandingan juga khas orang mapan. Orang yang sudah matang sebagai pesohor.

Sementara lawannya, Manny si orang Filipina, berwajah sangat ndeso, kayak wajah petani di Grabag sana. Kalau diamat-amati, wajahnya mirip dengan karakter kartun pendekar Betawi yang muncul dari komik karya Man. Dan ndesonya makin lengkap karena kata-katanya ketika diwawancara tidak serunut La Hoya.

Saya melihat pertarungan ini seperti melihat Surya Saputra melawan petani di kampungku. Tetapi begitulah, Manny Pacquiao ternyata berhasil mengalahkan La Hoya dengan cara TKO pada akhir ronde ke-8. Kemenangan yang tak terbantahkan dan tidak kontroversial. Telak.

Manny memiliki tubuh lebih kecil, bobot lebih ringan, jangkauan tangan lebih pendek. Akan tetapi, dia jauh lebih lincah dengan pukulan lebih keras. Sejak ronde pertama, dia sudah mengejutkan dengan keberhasilannya untuk memasukkan pukulan secara efektif ke wajah La Hoya.

Saya masih bisa mengamati dengan baik pukulan La Hoya. Namun setiap kali saya terkejut bagaimana si Manny yang berwajah ndeso itu bisa memasukkan pukulan tepat di muka La Hoya. Benar-benar sangat cepat dari arah yang tak terduga-duga.

Manny ternyata membuktikan bahwa keskatian di arena tinju diwujudkan melalui gerakan tubuh dan pukulan yang sangat sangat cepat.

Dan pertandingan ini sangat bersih. Tidak ada pelanggaran. Tidak ada rangkul-rangkulan, tidak ada pukulan ke arah belakang kepala, tidak ada bantingan dan sikutan, bahkan tidak ada satu pukulan pun yang sempat terlempar pas ketika bel berbunyi. Benar-benar bersih. Saya rasa ini termasuk tinju yang mengagumkan.

Sumber gambar: The Guardian

Mencari cara mengakali baterai netbook


Netbook adalah perangkat komputasi mobil yang enak ditenteng-tenteng. Fungsi dan harganya mirip dengan PDA, namun bentuk, sistem operasi, dan antar mukanya mengadopsi notebook. Ini peranti yang benar-benar mobile. Masalahnya, kalau baterainya hanay tahan 2 jam untuk mengetik, pengguna intensif (heavy user) harus mencari akal untuk mengatasi baterai ini.

Penggunaan baterai pada netbook, khususnya Eee PC yang saya pakai ini, menjadi lebih besar karena banyak periperal yang dipasang secara eksternal melalui USB. Sambungan eksternal itu di antaranya keyboard eksternal, DVD-RW external, modem, serta USB flash. Saya coba-coba, untuk mengetik thok, baterai habis kira-kira dalam dua jam. Ini bisa menyebalkan untuk kegiatan “mobile ngetiking” alias mengetik di dalam perjalanan.

Hal yang saya lakukan untuk menghemat baterai ketika mengetik adalah menurunkan tingkat kecerahan (brisgtness) hingga sekecil mungkin. Asal masih terlihat jelas saja sudah cukup. Lalu saya matikan WiFi, speaker, serta mikropon.

Saya sudah mencoba mencari baterai eksternal. Ternyata harganya mahal. Baterai cadangan untuk Eee PC generasi pertama dijual dengan harga Rp675.000 sampai Rp750.000 per buah.

Cara terakhir yang saya coba lakukan adalah memudahkan sambungan ke colokan listrik sefleksibel mungkin. Charger Eee PC itu modelnya mirip dengan charger ponsel, yaitu njendhol di depan. Jadi kalau digantungkan ke colokan, beban terberat ada di lubang colokan listrik. Ini mengurangi fleksibilitas, apalagi panjang kabelnya hanya 2 meter.

Nah, saya mencoba mencari kabel yang bisa menghubungkan ujung depan yang besar dari charger itu ke colokan listrik yang jaraknya agak jauh.

Bagian depan colokan charger bisa dibuka dan muncullan colokan pipih. Nah, saya muter-muter di Mangga Dua dan sekitarnya mencari kabel yang bisa menghubungkan colokan pipih dua ke colokan listrik biasa, ternyata tidak ada. Kayaknya ini tidak menjadi standar atau bahkan tidak dianggap masalah oleh oleh Listrik Arus Kuat jadi tidak dibuat penghubung yang berkabel.

Akhirnya saya terpaksa membuat sendiri sambungan ini. Saya beli gulungan kabel yang ujungnya ada colokan dan ukuran kabelnya kecil agar ringan. Lalu bagian belakangnya saya akali dengan gabungan dari dua jenis konektor yang bisa dibeli di tukang listrik dengan harga Rp3.000. Jadi deh tambahan kabel seharga Rp20.000 yang membuat saya bisa jalan-jalan hingga 5 meter dari colokan listrik.

Saya berharap sebagian masalah daya tahan baterai ini bisa teratasi. Lebih tepatnya, teratasi dengan murah dan ringan.

Memanfaatkan Auto Text pada Blackberry

Blackberry memiliki fitur Auto Text yang unik nan menarik dan tidak ada pada ponsel lain. Fitur ini dapat diakses melalui Options (gambar kunci Inggris)--> AutoText.

Fungsi AutoText bawaan yang paling banyak berguna adalah sebagai korektor kalau kita melakukan kesalahan ketik. AutoText menjadi semacam kamus disesuaikan dengan jenis bahasa yang tersedia atau yang dipilih.

Akan tetapi, Auto Text juga berguna untuk memudahkan pengetikan hal unik yang panjang. Kombinasi huruf unik yang diset by default pada AutoText itu di antaranya:

LT (diikuti spasi) akan otomatis berubah menjadi jam.

LD (diikuti spasi) akan otomatis menunjukkan har/tanggal

mypin (diikuti pasi) menunjukkan nomor PIN. Kalau ada orang mengajak chatting melalui Blackberry Messenger dan bertanya mengenai PIN, kita tinggal jawab dengan mengetik mypin (diikuti spasi).

myver (diikuti spasi) untuk menunjukkan versi peranti lunak yang dipakai

***
Dengan pengesetan khusus kita bisa masukkan singkatan atau kata-kata baru dalam AutoText.
Misalnya, kita bisa mengeset singkatan khusus untuk otomatis diubah menjadi alamat rumah, alamat kantor, alamat email, signature email, tanda terima kasih, dan sebagainya.

Masuk ke Option-Auto text—new. Masukkan singkatan dan kepanjangannya.

Saya, memasukkan 'sw' agar otomatis diubah menjadi signature email yang berbunyi 'Setyardi Widodo, alamat email ini, nomor telepon itu, blog ono, dikirim jam sekian tanggal segitu..'

Saya mengeset kata 'thx' agar otomatis diubah menjadi 'terima kasih, matur nuwun, hatur nuhun, dsb...'

Dengan berbagai penyetelan yang dilakukan sendiri, pengetikan kata-kata yang sering kita pakai (pada badan berita atau pada email) bisa lebih cepat dan mudah.

Selamat memanfaatkan AutoText.

01 Desember 2008

Papan ketik tambahan untuk Eee PC



Salah satu hal yang sangat tidak saya sukai dari Eee PC generasi pertama versi lowest end 2GB ini adalah papan ketiknya yang tidak nyaman. Tombol spasi sangat menyebalkan dan ukuran tombol yang lebih kecil dibandingkan ukuran keyboard normal mengurangi kecepatan dan refleks dalam mengetik.

Saya mendapat ide untuk memecahkan masalah ini dengan membeli papan ketik eksternal atau papan ketik tambahan. Ide ini muncul ketika berjalan-jalan ke BEC (Bandung Electronics Centre) beberapa hari yang lalu. Saya sempat mencoba dan memegang papan ketik yang terpangkas (maksudnya tidak ada tombol khusus angka pada sisi kanan).

Sayangnya, saat itu saya tidak membawa unit Eee PC yang akan saya pasangkan. Sayangnya lagi, pada dus papan ketik seharga Rp70.000 itu hanya tertulis mendukung berbagai jenis program Windows. Penjualnya pun tidak bisa memastikan bahwa barang itu kompatibel dengan Eee PC yang menggunakan Linux Xandros. Maka saya batal membeli.

Pulang dari Bandung saya naik travel dan terlalu pagi sampai di Jakarta. Akhirnya saya mampir ke Ratu Plaza, salah satu pusat belanja produk TI di jakarta yang sudah sekitar setengah tahun tidak saya kunjungi.

Di situ saya menemukan sebuah papan ketik USB yang kecil nan tipis. Pada bungkusnya tertulis merek Komic made in China. Tulisan yang lebih penting adalah âNotebook Keyboardâ. Artinya barang ini memiliki ukuran rata-rata notebook mainstream dan kemungkinan besar kompatibel dengan sebagian besar notebook.

Apalagi tidak ada tulisan bahwa barang ini mendukung Windows. Asusmsi saya, papan ketik ini hampir pasti mendukung Linux Xandros.

Kebetulan barang ini dijual di toko yang tidak memungkinkan untuk mencoba barang. Jadi setelah membeli, ada waktu satu pekan untuk komplain jika ada masalah. Saya membeli papan ketik ini seharga Rp89.000.

***
Sampai rumah saya segera mencoba papan ketik ini. Alhamdulillah, sangat nyaman. Semua tombolnya berfungsi dengan baik kecuali short cut di baris sebelah kanan atas.

Mengetik dengan papan ketik eksternal ini terasa enak sekali. Sensasi aneh yang selama ini saya rasakan ketika mengetik menggunakan Eee PC hilang sama sekali dan berganti menjadi sensasi nyaman seolah mengetik menggunakan desktop di meja kerja di kantor.

Mungkin posisi keyboard yang bisa digeser-geser, layar yang agak jauh dan berdiri sendiri, ukuran keyboard 100%, ketukan yang terasa saat memencet keyboard, posisi mouse, dan sebagainya ikut mendukung munculnya sensasi nyaman seperti mengetik di desktop.

Dan soal sensasi ini jelas merupakan hal penting bagi orang yang sehari-hari bergulat dengan teks di komputer. Kenyamanan dalam mengetik atau mengedit menjadi hal yang ikut menentukan ketahanan duduk dan kualitas pekerjaan bagi seseorang yang telah bertahun-tahun bergulat dengan teks dan suasana tertentu.

Menemukan keyboard eksternal sebagi solusi pengetikan ini benar-benar karunia bagiku. Bobotnya yang kurang dari 300 gram membuatnya enak untuk dibawa-bawa ke mana saja.

Harganya yang murah juga membuat kita tidak merasa perlu memperlakukannya secara istimewa. Bisa diperlakukan 'agak sembarangan' saja.

***
Sebenarnya sejak enam tahun yang lalu saya sudah akrab dengan papan ketik eksteranl. Saya pernah mencoba papan ketik eksteral yang terhubung melalui port khusus pada PDA, pernah memiliki papan ketik eksternal dengan bluetooth, maupun papan ketik yang terhubung dengan infra merah.

Sampai sekarang saya masih menyimpan dan kadang-kadang menggunakan papan ketik eksternal dengan inframerah. Papan ketik itu dapat dilipat menjadi seukuran PDA sehingga gampang dibawa. Secara berkala saya menggunakannya untuk mengetik di PDA Ipaq 4350 yang masih saya pertahankan.

Akan tetapi, papan ketik PDA umumnya harganya mahal. Papan ketik inframerah Palm saya beli sekian tahun lalu dengan harga sekitar Rp750.000. Papan ketik Bluetooth harganya sekitar Rp1 juta. Bahkan yang merek China sekali pun harganya masih di atas Rp600.000.

Koneksi yang tidak mantap (sangat tergantung posisi) dan penempatan layar PDA yang agak sulit untuk mencapai kondisi ideal cukup mengganggu optimalisasi papan ketik eksternal. Kesulitan semaaam itu tidak saya temui pada papan ketik eksternal untuk Eee PC.

Layar Eee PC bisa tetap tegak dengan ideal tanpa gangguan. Ukuran layarnya yang 7 inci masih cukup nyaman asalkan kita set ukuran huruf sekitar 16.

Kelemahan yang ada pada merek Komic ini adalah suaranya yang terasa berisik (saya mengetik jam 11 malam di rumah yang sangat sepi). Selain itu, ujung-ujungnya yang tajam terasa berbahaya dan bisa berpotensi melukai atau menggores bagian kulit pengguna jika tidak hati-hati. Mengetik dengan keyboard eskternal harus dilakukan di meja, tidak mungkin dilakukan di pangkuan.

Kelebihannya yang belum saya tulis di atas masih banyak. Kecepatan mengetik meningkat tajam. Kenyamanan luar biasa. Rasa capek sangat berkurang. Pengetikan juga terhindar dari rasa panas pada netbook Eee PC.

Papan ketik tambahan ini benar-benar menegaskan fungsi Eee PC sebagai pengganti peran PDA sebagai perangkat komputasi bergerak.

Saya belum menguji pengaruhnya terhadap daya tahan baterai pada Eee PC. Pasti ada pengaruhnya. Saya kira salah satu masalah yang harus segera dipecahkan adalah memiliki baterai cadangan untuk Eee PC agar tidak terlalu cemas ketika harus mengetik di perjalanan atau di tempat yang asing.

Saya mengetik tulisan ini juga menggunakan papan ketik eksternal tersebut.

***
Saya kira harga papan ketik yang murah ini tidak lepas dari hadirnya teknologi USB sebagai konektor universal. Standar USB mampu menghububngkan banyak sekali perangkat masukan dengan murah. Papan ketik, mouse, serta DVD-ROM external merupakan sebagian alat yang saya miliki sebagai pasangan Eee PC yang dihubungkan melalui USB.

Saya sering membayangkan agar ponsel (seperti Blackberry) yang sudah memiliki sambungan micro/mini USB agar mengoptimalkan sambungan itu untuk sarana masukan. Jadi, USB pada Blackberry mestinya bukan hanya untuk sambungan Desktop manager atau charger, melainkan bisa digunakan utnuk keyboard external dan lain-lain.

Jika para pembuat ponsel bisa mengembangkan USB sebagaimana pembuat komputer memanfaatkan USB, alangkah banyaknya manfaat dan penghematan yang bisa dinikmati pengguna.

Semoga makin banyak kemudahan yang bisa kita nikmati yang pada ujungnya mampu meningkatkan dayaguna perangkat sekaligus meningkatkan produktivitas pemakai. Semoga