09 Desember 2008

Sakti sama dengan cepat?


Di tengah siang yang kesepian menjelang hari raya Idul Adha, saya sempat menonton pertandingan antara Oscar De La Hoya melawan Manny Pacquiao. Orang Filipina yang berwajah sangat ndeso itu membuktikan bahwa kesaktian jaman sekarang diwakili oleh kecepatan pukulan.

Tinju adalah perkelahian antara dua orang yang tidak saling memiliki masalah. Mereka bisa bersalaman dan ngobrol dengan damai atau santai, tidak punya masalah pribadi, tetapi bersedia berkelahi dan saling pukul sampai berdarah-darah, karena disuruh. Mereka itu pagmatis sekali: Kalau ada yang bersedia membayar dengan nilai tertentu maka mereka siap bertarung.

Oscar Dela La Hoya memiliki wajah yang tampan serta bentuk fisik yang ideal. Wajahnya yang tampak lembut membuatnya disebut sebagai 'Golden Boy'. Cara berbicaranya ketika diwawancara seusai pertandingan juga khas orang mapan. Orang yang sudah matang sebagai pesohor.

Sementara lawannya, Manny si orang Filipina, berwajah sangat ndeso, kayak wajah petani di Grabag sana. Kalau diamat-amati, wajahnya mirip dengan karakter kartun pendekar Betawi yang muncul dari komik karya Man. Dan ndesonya makin lengkap karena kata-katanya ketika diwawancara tidak serunut La Hoya.

Saya melihat pertarungan ini seperti melihat Surya Saputra melawan petani di kampungku. Tetapi begitulah, Manny Pacquiao ternyata berhasil mengalahkan La Hoya dengan cara TKO pada akhir ronde ke-8. Kemenangan yang tak terbantahkan dan tidak kontroversial. Telak.

Manny memiliki tubuh lebih kecil, bobot lebih ringan, jangkauan tangan lebih pendek. Akan tetapi, dia jauh lebih lincah dengan pukulan lebih keras. Sejak ronde pertama, dia sudah mengejutkan dengan keberhasilannya untuk memasukkan pukulan secara efektif ke wajah La Hoya.

Saya masih bisa mengamati dengan baik pukulan La Hoya. Namun setiap kali saya terkejut bagaimana si Manny yang berwajah ndeso itu bisa memasukkan pukulan tepat di muka La Hoya. Benar-benar sangat cepat dari arah yang tak terduga-duga.

Manny ternyata membuktikan bahwa keskatian di arena tinju diwujudkan melalui gerakan tubuh dan pukulan yang sangat sangat cepat.

Dan pertandingan ini sangat bersih. Tidak ada pelanggaran. Tidak ada rangkul-rangkulan, tidak ada pukulan ke arah belakang kepala, tidak ada bantingan dan sikutan, bahkan tidak ada satu pukulan pun yang sempat terlempar pas ketika bel berbunyi. Benar-benar bersih. Saya rasa ini termasuk tinju yang mengagumkan.

Sumber gambar: The Guardian