23 Februari 2009

Bukan Ki Ageng Sela kok dikirimi petir?

Bogor ini kota petir. Stereotipe itu terbukti sudah membuat saya menjadi korban. Jumat sore, 20 Februari, baru beberapa jam saya berada di rumah di bandung, tiba-tiba ada telepon dari nomor tetangga sebelah.

Saya diberitahu bahwa rumah kena petir. Lampu kamar hangus berantakan, lalu tiga rumah listriknya mati semua. Saya harus segera datang.

Panik benar mendengar kabar ini. Terbayang sudah bagaimana petir dengan tegangan ribuan (atau jutaan) Volt menghantam kabel listrik dan merusak semua yang terhubung dengan kabel. Terbayang juga dahsyatnya kalau sampai tiga rumah rusak semua listriknya. Terbayang juga kalau mengingat nada informasinya sayalah yang dianggap salah karena petir menghantam rumah saya dan menyebabkan kerusakan merembet ke tetangga.

Menelepon ke tetangga yang satu lagi, tidak ada orang dewasa yang bisa ditanya atau dimintai tolong secara jelas. Ya sudah deh, harus balik lagi ke Gunungputri, setelah menelepon PLN Citeureup untuk minta perbaikan.

Padahal saya belum bertemu istri karena dia masih di kantor. Padahal lagi saya masih pengen juga main dengan Sekar apalagi karena minggu lalu libur kami tersita oleh berbagai acara yang harus dikunjungi secara terpisah-pisah.

Begitulah. Di tengah hujan itu saya menuju ke BTC Bandung, mencari travel ke arah UKI. Untunglah sebelum travel berangkat masih sempat bertemu istri barang lima menit di ruang tunggu.

Selama dalam perjalanan saya benar-benar tidak bisa tersenyum sepanjang perjalanan. Saya merasa ini “ujian yang sempurna”. Betapa mungkin timingnya kok pas banget, hari di mana saya baru memulai libur bersama keluarga setelah pekan yang sangat melelahkan. Mengapa waktunya sore sehingga hanya tersedia waktu sangat pendek menuju kegelapan? Mengapa Bandung dan Cipularang juga diguyur hujan yang membuat perjalanan terasa begitu dinginnya.

Bagaimana mungkin rumah saya kena petir? Apakah yang diicar oleh petir di rumahku?

****
Tiba di rumah menjelang jam 11 malam setelah perjalanan dan penantian yang serba basah selama hampir 5 jam. Ternyata listrik di kanan kiri rumah menyala. Masuk rumah saya lihat memang ada lampu yang rusak yang mungkin membuat konslet. Saya lepas lampu yang rusak, nyalakan lagi meteran yang anjlok, sudah deh, hidup lagi.

Jadi bisa dipastikan bahwa ini bukan kena petir, tali listrik anjlok. Yang masih belum saya mengerti bagaimana mungkin lebih dari satu rumah anjlk bersamaan ketika hujan deras dan ada petir keras sekali di dekat sini.


****
Soal petir ini mengingatkan saya akan Ki Ageng Sela atau Selo. (Se-pada sela dibaca seperti se pada sehat. La dibaca seperti pada kata lo-mbok.)

Ki Ageng Sela yang disebut-sebut berkerabat dengan keluarga Karebet Hadiwijaya (Sultan Pajang) dan menurunkan keluarga Panembahan Senopati (Mataram)
Itu konon mampu menangkap petir. Mungkin karena begitu saktinya, atau begitu gesitnya geraknya seperti kilat, atau entah karena apa.

Lha, saya ini bukan Ki Ageng Sela, pasti pusing kalau dikirimi petir, meskipun hanya cuma konon…

2 komentar:

Setyardi Widodo mengatakan...

Copy paste from Facebook

AG at 7:33pm February 23
Tenang aja lik, Ki Ageng Sela telah menurunkan ilmunya ke Zorro.. :-) secara tidak langsung saya pernah dapet share secuil imu Zorro dari temen saya yg ngikut kursus sama dia.

Yang ente alami, ane rasa bukan krn petir langsung, krn kalo langsung .. ngga kebayang deh (ane pernah liat salah satu tangki UP V pertamina yg kena jitak petir, dahsyat).

Ada kemungkinan petir menyebabkan short circuit, Perlu dicheck oleh teknisi listrik di rumah ente utk mengetahui lokasinya. selama belum ditemukan ngga akan bisa naikin meteran.... Read More

mungkin minta sekalian dicheck, sistem grounding di rumah ente. selama grounding belum beres, urusan bisa berabe.


GP at 6:41am February 24
Bener tuh selain grounding rumah dicek tolong juga diperhatikan tiang-tiang listrik dekat rumah. Kalo terdengar suara mendengung itu menunjukkan sambungan listriknya kendor. Aku pernah nanya ke teknisi PLN kok banyak yang sambungan listriknya kendor (indikasi suara mendengung) tapi nggak diperbaiki, eh teknisinya nggak jawab tuh. Pernah kasus di ... Read Morerumahku sering banget drop n anjlok. Daya 2200 VA dipake cuma 50% sdh anjlok n sering kesetrum. Setelah komplain ke PLN lalu dicek masalahnya. Ternyata masalahnya yaitu sambungan listrik yang kendor. Hal ini menurut mereka menyebabkan adanya arus balik. Karena grounding rumah baik jadinya ya cuma kesetrum. Selain itu karena sering anjlok relibilitas MCBnya menurun. Setelah diperkencang sambungan eh sudah baikan tuh. Sdh nggak sering anjlok n nyetrum lagi.


BW at 9:06am February 24
mas sepertinya kalaupun petir bukan dari Ki Ageng Sela, tapi dari Dewa Zeus yang cemburu liat sampeyan godain salah satu istrinya kali...he..he..:)



HN at 5:57am February 25
Kalau orang Jogja pasti langsung ingat tokoh rekaan Hasmi, namanya Gundala (Putra Petir). hehe


Setyardi 'Kelik' Widodo at 2:19pm February 25
@ mas AG dan mas GP. Wah senang sekali saya membacai komentar para insinyur. Yang jelas kasus utamanya adalah salah informasi. Faktanya adalah: ada suara petir sangat dekat rumah. Ada lampu yang jatuh dan konslet. Ada beberapa rumah yang listriknya padam. Ada kepanikan di antara beberapa ibu2 sepuh.
Tadinya saya kira juga kena petir beneran ... Read Morejadi sudah membayangkan kehancuran yang luar biasa. Mungkin lampu murahan yang memang sudah rusak itu jatuh karena getaran suara keras yang sangat dekat? Kebetulan saja listrik di beberapa rumah sedang mengalami gangguan pada saat hampir bersamaan?

Setyardi 'Kelik' Widodo at 2:20pm February 25
@ kang BW, wah zeus-nya kurang ajar tuh, hehehe. Zeus or no? zeus-ezeus-ezeus bablas petirnya, hehe

@ pak HN, yang penting bukan gundule kena petir kan? Kalau ki juru martini itu kan ahli pertanian. nah, kalau ageng sela itu pakar petir atau petir-nakan ya?

Anonim mengatakan...

recommended you read browse around these guys browse around this web-site Read Full Article home this link