27 November 2008

Mesin waktu itu bernama Facebook

Serbuan virtual dari masa lalu. Begitulah saya menyebut masuknya masa lalu dalam kehidupan masa kini melalui Facebook. Dan serbuan semacam ini bisa bertubi-tubi. Semakin banyak masa lalu kita berurusan dengan orang-orang yang melek Internet, semakin deras pula serbuan itu akan muncul.

Facebook benar-benar menjadi semacam ‘mesin waktu’ bagiku saat ini. Hal-hal yang sudah berbelas tahun lenyap dari agenda, bahkan tidak pernah muncul dalam pikiran, tiba-tiba hadir di hadapan. Hadir dengan format yang sama dengan bentuknya sekian tahun yang lalu.

Serbuan ini belum berakhir. Baru dimulai. Dan tampaknya tak akan berakhir sampai menemukan keseimbangan baru.

Sebenarnya, serbuan semacam itu bukan hanya muncul melalui Facebook melainkan juga melalui mailing list, pesan instant (YM, Gtalk) dan sebagainya. Akan tetapi, kekuatan mesin buatan Mark Zuckerberg dalam menghadirkan masa lalu memang luar biasa, jauh melampaui channel lainnya.

Jadi, bagaimana kita harus mengelola ‘mesin waktu’ itu? Ada saran?

4 komentar:

Setyardi Widodo mengatakan...

copy paste dari komentar di facebook dalam entry yang sama

Ekawan Rijaya
Simple aja Mas, bersyukur bisa menemukan kawan dan kerabat lama, sambil memikirkan filter apa yang diperlukan karena beberapa hal tabu jadi terbuka di ranah ini.
Salam


Setyardi Widodo
waalaykumussalam, terima kasih Pak Ekawan. betul sekali, harus disyukuri.
kita tunggu hadirnya "facebook" lain yang mampu membawa kita tidak hanya ke belakang, tetapi juga ke depan, hehe.


Jaziar Radianti
Saya kira nanti juga akan kembali kepada titik keseimbangan baru, sekarang kita tersentak karena memori 20-30 tahun lalu bermunculan semua. Seperti halnya kerabat dekat di tanah air, meski tidak tiap hari ketemu kita tahu kalau ingin bertemu mereka ada disana...

Di dunia virtual juga begitu rasanya....Saya juga merasa koq tentang serbuan masa lalu ... Terutama di FB tentunya yang luar biasa sekali....Saya sudah agak lama disini, tapi puncak tiba tiba banyak teman lama di FB hanya 3 bulan belakangan ini. Kayak word of mouth effect...Ya, disyukuri saja....Sisanya memang kita yang harus mengendalikan diri, berapa jam dalam sehari ingin kita korbankan untuk masa lalu (selain silaturahmi)? Saya mencoba jawab sendiri juga pertanyaan ini, untuk membatasi diri...


Setyardi Widodo
betul teh jaz. kayaknya beberapa bulan belakangan ini ada semacam hype, atau euforia, atau apalah namanya dalam penggunaan FB.
mungkin itu gelombang pertumbuhan 'jalinan sosial' memang seperti itu. ada percepatan eksponensial naik dalam pertumbuhan awal. sampai titik tertentu pertumbuhannya melambat. mungkin seperti kurva S?

saya menduga ujung kurva S, berupa titik jenuh, akan tercapai ketika hampir semua relasi terhubung ke FB (atau jejerang sosial lainnya yang saling kompatibel)
wallahu a'lam
terima kasih.


Maulana Yudiman
Mas Dodo, Alhamdulillah saya tidak terlalu terobsesi dengan FB, kecuali senang karena bisa bertemu dengan memori lama beberapa tahun ke belakang. Well, perlakukan saja sama seperti kita dulu menikmati fs, milis, YM dll. pergunakan hanya saat kita memang memerlukannya.

Kalo hari sabtu dan minggu sih, enaknya memang maen-maen sama keluarga, jadi gudbay deh fb dan sebangsanya utk sementara hehehe
sesekali waktu kalo lagi di bandung, ketemuan ya. jangan ketemuan hanya kalo denger anda/keluarga ada di rumah sakit kayak waktu itu hehehe


Setyardi Widodo
Terima kasih mas yudi. Insya allah kita bisa jumpa kembali dalam keadaan sama2 sehat. Memang penyakit orang malas di zaman kiwari seperti saya ini merasa segalanya cukup dengan perjumpaan virtual, hehe...

Mas yudi, saya kira problem utamanya bukan waktu akses. Kalau pun kita pakai sistem push yang bisa mengirim notifikasi dari facebook ke handset... Read More, toh itu tidak sepadat ym atau gtalk yang juga sama2 didorong dan always connected. Jadi traffict di facebook belum sepadat ym. Tapi facebook bisa menyeret ke ym, gtalk, cell phone, etc.

Masalah utamanya, saya kira, seperti disampaikan pak ekawan, adalah hadirnya masa lalu tidak dalam bentuk kekinian melainkan dalam bentuk kekunoannya. Dan itu, kadang mudah, kadang juga sulit diakali supaya menjadi lebih up to date. Wallahu alam.

Maulana Yudiman
Mungkin itu salah satu diferensiasi (mengutip jurus pemasarannya Hermawan Kartjy), yang ingin dijual FB, menghadirkan masa lalu dengan kekunoannya, sesuatu yang memorable.
Insya allah silaturahmi fisik akan menambah kualitas perjumpaan itu mas dodo, menjadi sesuatu yang berkah, yang bikin panjang umur dan panjang rejeki. amin.
ketemu sabtu/minggu besok di bdg ya ...


Setyardi Widodo
Wah, pakar dan praktisi pemasaran memang beda euy cara memandangnya. Tidak seperti orang penasaran macam saya ini, hehe. Terima kasih pencerahannya mas yudi. Saya sudah lama males membawa kendaraan ke bandung. Jadinya juga males mau jalan2, apalagi musim hujan.

yanmaneee mengatakan...

nike air max 97
golden goose
canada goose
goyard handbags
yeezy shoes
balenciaga sneakers
christian louboutin shoes
jordan shoes
kd 11 shoes
air max 2017

sleigh mengatakan...

replica bags karachi replica bags wholesale mumbai replica bags and watches

Anonim mengatakan...

replica bags aaa click this link now h4w19i1w01 replica bags new york replica bags turkey replica hermes bag o0u08i4o19 replica bags for sale replica bags for sale fake gucci s5s13y3v78 replica bags manila