12 Januari 2009

16 Rumah dalam 20 tahun


Pindah rumah lagi. Itulah yang kujalani akhir pekan lalu. Rumah kontrakan di Bandung sudah habis waktunya dan kami harus berpindah ke tempat baru.

Kalau dihitung-hitung, setidaknya sudah ada 16 (atau bahkan 17) rumah yang pernah kutinggali selain rumah orang tuaku sendiri. Empat (atau bahkan lima) di antaranya saya tempati setelah menikah. Sepuluh di antaranya berada di Bandung.

Dalam 20 tahun terakhir, saya pernah tinggal pada 16 alamat yang berbeda di lima kota yang berbeda. Kalau pindah kamar dalam alamat yang sama juga dihitung maka jumlahkan akan lebih banyak lagi.

Betapa nomadennya saya ini. Justru di era modern seperti ini saya menjalani masa-masa yang terus saja berpindah-pindah. Entah masih berapa alamat lagi harus saya gunakan.

Ada banyak hal baru yang muncul mengiringi hadirnya alamat baru. Ada pengalaman baru, kenalan baru, dan sebagainya. Akan tetapi, juga selalu ada residu, ada pemborosan resources, ada pelepasan energi dalam jumlah besar yang mengiringi perpindahan itu.

Juga, selalu ada pertanyaan apakah kepindahan semacam ini selalu mendekat ke arah yang lebih lebih sehat, lebih baik, lebih nyaman, lebih mulia, lebih bernilai?

Dalam kesempatan ini perkenankan saya berterima kasih dan mohon maaf kepada Bapak-Ibu pemilik rumah yang pernah saya sewa atau kontrak, para tetangga dan kerabat sekalian.

1 komentar:

Adna & Adam mengatakan...

wah sampeyan punya statistiknya? Nano