30 Mei 2010

Pilih ikan (relatif) besar atau (relatif) kecil?


Pilih mana, menjadi ikan besar di kolam kecil atau menjadi ikan kecil di kolam besar? Begitulah pertanyaan yang sering dilontarkan orang ketika berusaha berpindah dari satu lingkungan ke lingkungan lain.

Ada yang memilih menjadi pekerja dengan pangkat rendah di perusahaan besar daripada pekerja dengan pangkat tinggi di perusahaan kecil. Begitu pula sebaliknya.

Bagi pakar jaringan sosial, hal semacam ini menggarisbawahi pentingnya posisi relatif seseorang terhadap orang lain dalam menentukan pilihan. Buku Connected karya A. Christakis dan James Flower banyak menyinggung persoalan semacam ini.

Dalam sebuah percobaan ditemukan bahwa lebih banyak orang yang memilih penghasilan US$33.000 ketika orang lain di perusahaan itu juga berpenghasilan US$33.000, daripada memilih berpenghasilan US$35.000 ketika orang lain di perusahaan yang sama mendapatkan US$38.000.

Lebih banyak orang ingin jadi ikan besar di kolam kecil daripada ikan kecil di kolam besar. Walaupun penghasilan absolut mereka lebih kecil daripada perusahaan kedua, mereka mengira akan lebih bahagia berada di sana.

Dalam hal yang terkait kecantikan bahkan kondisinya lebih ekstrem. Pada sebuah survei orang diminta memilih antara: pertama, kecantikan fisik bernilai 6 ketika orang lain bernilai 4, serta pilihan kedua adalah kecantikan fisik bernilai 8 ketika orang lain bernilai 10.

Sebanyak 75% orang lebih suka berada dalam posisi pertama daripada posisi kedia. Ketika percobaan dilakukan terhadap mahasiswa Harvard, porsi responden yang memilih opsi pertama bahkan mencapai 93%.

***Derajat pengaruh
Buku Connected membahas banyak hal yang terkait dengan peran dan pengaruh orang lain terhadap orang-orang di dalam jaringannya. Penulis buku ini merumuskan teori tentang enam derajat keterpisahan dan tiga derajat pengaruh.

Enam derajat keterpisahan merupakan teori lama yang digagas oleh Stanley Milgram untuk menjelaskan bahwa semua orang saling terhubung dengan jarak rata-rata enam derajat (teman Anda terpisah satu derajat dari Anda, temannya teman Anda dua derajat, dan seterusnya).

Adapun tiga derajat pengaruh menjelaskan bahwa temannya temannya teman Anda punya pengaruh terhadap diri Anda. Pengaruh makin melemah dan dianggap tidak signifikan setelah jarak tiga derajat keterpisahan.

Dengan sangat menarik, penulis buku Connected menjelaskan bagaimana temannya temannya teman Anda bisa lebih berpengaruh terhadap kebahagiaan Anda daripada uang US$5.000 di kantong Anda. Tentu saja ini didasarkan riset terhadap persentase yang mempengaruhi berbagai aspek kebahagiaan.

Buku ini juga memaparkan bagaimana posisi orang yang berada di tengah suatu jaringan pertemanan ketika terjadi epidemi penyakit, misalnya yang menyangkut penyakit menular seksual.

Christakis dan Flower mampu menjelaskan dengan baik bahwa orang-orang yang sama-sama memiliki tiga penghubung dalam jaringan romantis bisa memiliki tingkat risiko tertular yang berbeda.

Mereka berdua juga mampu mengaitkan fenomena jejaring ini dengan fenomena politik, ekonomi, serta perkembangan terbaru di dunia Internet.

Beberapa rumus utama yang dikemukakan dalam buku ini meliputi: Pertama, kita membentuk jaringan kita sendiri. Kita memutuskan siapa yang berhubungan dengan kita, kita mempengaruhi seberapa akrab dengan teman dalam jaringan, serta menentukan seberapas entral posisi kita dalam jaringan.

Aturan kedua, jejaring kita membentuk kita. Orang yang tidak punya teman akan punya kehidupan yang amat berbeda dengan orang yang punya banyak teman.

Aturan ketiga, teman mempengaruhi kita. Bentuk jaringan dan apa yang mengalir melintasi sambungan-sambungan itu sangat menentukan karena manusia punya kecenderungan untuk saling mempengaruhi dan meniru.

Aturan keempat, temannya teman mempengaruhi kita. Ternyata orang tidak hanya meniru teman melainkan juga meniru temannya temannya teman mereka.

Buku ini memamparkan banyak hal baru yang bisa kita petik dari fenomena jaringan sosial yang kini menemukan bentuk baru seiring pemanfaatan Internet dan jaringan sosial dunia maya. Internet membawa apa yang disebut sebagai hyperconnected alis maha-terhubung.

*) Tulisan ini dimuat di Bisnis Indonesia edisi Minggu, 30 Mei 2010, halaman resensi dengan judul: Terhubung secara bijak