27 Oktober 2008

Pohon dan ulang tahun Sekar


Saya menanam tiga pohon buah untuk menandai ulang tahun ke-4 Sekar

Anakku Sekar Nabila Inspirana tepat berusia 4 tahun pada 25 Oktober 2008. Si cantik itu kini sudah sekolah TK A, sudah mengenal sebagian besar huruf, mengerti angka 0-9, bisa naik sepeda roda 4, mengerti apa makna pakaian yang matching, bisa memakai dan melepas pakaian sederhana. Sekar rajin sikat gigi, dan bahkan sekarang sudah berani mandi sendiri. Dia juga tidak pernah ngompol lagi (kecuali dalam kasus khusus seperti habis perjalanan panjang).

Ulang tahun ke-4 ini agak istimewa dibandingkan ulang tahun sebelumnya. Sekarang Sekar sudah sangat mudah diberi pengertian, diingatkan untuk ini dan itu yang dikaitkan dengan mengatakan, “kan sekarang sudah empat tahun”. Sesuatu yang belum bisa dilakukan di masa-masa yang lalu.

***
Saya sudah beberapa pekan (atau bulan?) belakangan ini ingin sekali menanam pohon buah-buahan di halaman belakang rumah Gunungputri. Halaman belakang yang luasnya lebih dari 50 meter persegi itu nyaris kosong melompong. Sepertiganya sudah saya pasangi kon-blok, dua pert tiganya hanya berisi rumput jepang, sebuah pohon palm, serta jemuran yang jumlahnya tak seberapa.

Kondisi ini kontras sekali dengan halaman depan yang hanya sekitar 10 meter persegi namun penuh dengan tanan buah serta bunga.

***
Lalu bertemulah dua momentum itu. Ulang tahun sekar dan keinginan untuk menanam pohon. Kebetulan di dekat rumah kami di Bandung ada banyak penjual tanaman, termasuk Toko Trubus yang ada di Giant, Jl Djundjunan.

Pas ulang tahun itu kami membeli tiga pohon buah yaitu rambutan, nangka, serta durian. Kami membeli di Toko Trubus itu dengan harga masing-masing Rp25.000. Saya membelinya di Bandung, lalu membawanya ke kantor di Jakarta, dan menanamnya di halaman belakang rumah di Gunungputri.

Tinggi pohon nangka dan durian dalam keadaan belum ditanam hampir sama dengan tinggi Sekar anakku. Adapun tinggi durian dalam keadaan ditanam juga nyaris sama dengan tinggi Sekar.

Sebenarnya, membandingkan tingginya anakku dengan ketinggian pohon dalam lima tahun ke depan tentu saja tidak relevan, apalagi dalam 10 tahun ke depan. Pohon bisa mencapai ketinggian 10 meter atau 15 meter, sementara manusia tidak akan lebih tinggi dari 2 meter. Tapi tidak apa.

***
Bagi orang jaman dulu alias jadul, menanam pohon di saat-saat istimewa mungkin merupakan kebiasaan. Ini bisa menjadi semacam penanda di kala kalender belum banyak digunakan dan sebagian besar orang tidak pandai membaca.

Di dalam agama juga ada banyak pernyataan yang menunjukkan keutamaan menanam pohon, apalagi pohon buah-buahan.
Diriwayatkan, ada seorang laki-laki bertemu Abu Darda' yang sedang menanam pohon. Kemudian, laki-laki itu bertanya kepada Abu Darda', ''Hai Abu Darda', mengapa engkau tanam pohon ini, padahal engkau sudah sangat tua, sedangkan pohon ini tidak akan berbuah kecuali sekian tahun lamanya.'' Abu Darda' menjawab, ''Bukankah aku akan memetik pahalanya di samping untuk makanan orang lain?''

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad menyebut cerita seorang sahabat Rasulullah SAW, ''Saya mendengar Rasulullah SAW membisikkan pada telingaku ini, 'Siapa menanam sebuah pohon kemudian dengan tekun memeliharanya dan mengurusnya hingga berbuah, maka sesungguhnya baginya pada tiap-tiap sesuatu yang dimakan dari buahnya merupakan sedekah di sisi Allah SWT'.'' (HR Ahmad).

Nabi Muhammad SAW memesankan kepada para sahabatnya, dalam peperangan janganlah kalian membunuh wanita, anak-anak, dan jangan menebang/merusak tanaman (pohon).

Wallahu alam.
Selamat ulang tahun Sekar Nabila Inspirana.

14 komentar:

Anonim mengatakan...

Selamat Ulang Tahun Sekar, semoga tambah pinter... :)

tri dirgantara pamenan mengatakan...

Happy Birthday Sekar.... Tambah pinter, tambah cantik, tambah disayang Allah, Semoga menjadi anak yang dicita-citakan orangtuanya... Amin....

Anonim mengatakan...

Betul2 sebuah ide yang menginspirasi saya selaku pribadi dan ayah dari shakila. Moga sekar tumbuh subur dan memberi manfaat sebagaimana hal dengan kedua pohon yang disukai banyak rakyat Indonesia itu. Suatu bekal yang baik seperti halnya kebiasaan masyarakat jawa yang menanam jati emas untuk didedikasikan bagi anak tersayang alias investasi masa depan

Anonim mengatakan...

Selamat ulang sekar...

Semoga tambah cerdas seperti Bapaknya.

Soal budaya menanam, salut juga buat Mas Widodo. Saya juga pernah membaca budaya menanam pohon ketika sesorang melepas masa lajangnya di Nusa Tenggara, tapi saya lupa persisnya. Di sana, suami-istri yang baru menikah diwajibkan menanam pohon di pekarangan rumah. Hitung-hitung tabungan untuk masa tua. Salam, Hendra-Cibinong

Basuki Rahmad mengatakan...

Orang-orang tua dulu kalau ditanya berapa umurnya, seringkali tak bisa menjawab secara persis. Tapi seringkali bilang: "dulu pokoknya lahirnya pas dengan penanaman pohon A, atau ya seumur pohon B itulah".

Ini banyak terjadi di kampung-kampung jawa sana, setidaknya di daerah saya. Sepertinya pak kelik ini tertular hal ini. hehe....

Anonim mengatakan...

Selamat ulang tahun Sekar, semoga panjang umur dan mewarisi kepandaian akal keluhuran budi, dan keluasan ilmu Bapakmu. Amin.

Rumah jenengan wis dua to, mas? Di GunPut dan di bandung. mana yang dipakai buat week end?

Anonim mengatakan...

"Selamat ulang tahun ya untuk Sekar.
Om Kelik, nanti kalo Sekar umurnya 10 tahun.. apa juga nanam 9 pohon ? wah bisa hijau Indonesia kalo semua orang kayak Om Kelik ini ya....Bravo..."

Setyardi Widodo mengatakan...

- terima kasih banyak om2 sekalian atas doanya. amiiin. semoga Allah memperkenankan. mudah2an anak2 kita bisa melampaui harapan kita, dengan caranya sendiri.

-om irsad, ayo menanm untuk kak shakila, hehe

-om hendra, ya, begitu lah adanya.

- mas basuki, sampeyan seumuran dengan pohon apa di jawa timur sono, hehe..

- om yudi, saya week end biasanya di bandung. belum punya rumah, masih ngontrak. ini beli di bandung, nanam di gunungputri

- om rk, terima kasih banyak. sampetan matematis banget, TF-banget deh. saya kangen dengan yang beginian, hehehe... kayaknya saya sudah jadi orang sosial nih, bukan orang IPA, apalagi teknik, hehe..

seharusnya saya, sebagai orang TF, mungkin perlu mengukur besaran fisis yang terkait dengan Sekar seperti tinngi badan, berat badan, ukuran sandal, ukuran pakain, jumlah gigi, dsb. tapi begitulah, sudah lupa, kembali kepada 'kearifan lokal' thok, hahaha

Anonim mengatakan...

"selamat ulang tahun Sekar. Semoga cepet gede dan senantiasa menyebarkan kebahagiaan bagi semua yang ada di sekitar Sekar."

Setyardi Widodo mengatakan...

terima kasih tante Wiwiek

Anonim mengatakan...

Om Kelik,
Maafkan saya, cuman saya mencoba menebak, membandingkan sebenernya dari mana angka 3 itu datangnya. Saya coba cari2 korelasinya dengan umur Sekar yang baru 4 tahun.. gituh loh...
Ini dia, masalah kearifan.. yang bener-bener saya kagumi dari temen2 Pokja.. dulu Ng**** yang selalu membuat saya kagum dengan pemikirannya.. lha Ng**** itu dimana sekarang ya ??? ada kabar ???
Sekarang sampeyan dengan gagasan kembali ke kearifan lokal. Apa perlu dibuat kuliah umum untuk mengupas tuntas hal ini ...hehhee....

Setyardi Widodo mengatakan...

om rk,

lha itulah matematika nya, hehe. saya jarang sekali ketemu orang yang masih mengingat pola2 matematis semacam itu.
Soal pak Ng**** saya juga sudah lama kehilangan kontak pak. Mudah2an facebook bisa membantu suatu saat nanti, hehe

Kuliah umum? wah, masih jauh lah pak. Nge-blog saja kalee, hehehe
Hatur nuhun

Anonim mengatakan...

hehee ... sebenernya aku dan calon suami punya rencana memberikan bibit pohon buat suvenir pernikahan kami, tapi apalah daya ... harganya mahal2 dan kata orang tua kami, "Ribet! Ntar tamunya ga ringkes bawa suvenir" hiks... padahal niatnya baik lho mas......

batal deh!

ntar aja deh ... beli sendiri buat keluarga kecil kami. Amiien...

BTW... met ultah buat Sekar yaaa..... makin pinter, cantik, dan berbakti kepada orang tua ^_^


salam dari tante Ella heeheheheh

Sandika mengatakan...

salam kenal yah..
ide ini menginspirasi saya kelak.
thanks