16 Juli 2009

Empat kelompok dalam kabinet


Di tengah gencarnya rumors mengenai kabinet jilid-2 SBY, ingatan ini melayang pada apa yang saya tuliskan pada halaman belakang diary pada 1994. Lima belas tahun yang lalu, saya menulis pada halaman belakang buku “Inilah Jalanku” kalimat yang berbunyi “Akhirnya Jadi Presiden.”

Kala itu, saya memang terobsesi untuk menjadi seorang presiden. Maka, saat ini saya mencoba membayangkan seandainya diri ini menjadi seorang Presiden dan sedang menyusun sebuah kabinet.

***
Jika berhasil menjadi Kepala Negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat dengan dukungan sejumlah partai politik, maka susunan kabinet yang akan saya bangun kira-kira terdiri atas empat kelompok

Empat kelompok itu meliputi kelompok teman dekat, kelompok garansi partai, kelompok garansi teman, serta kelompok experimental.

Kelompok teman dekat akan mewakili seperempat atau maksimal sepertiga dari isi kabinet. Posisi kunci yang akan menentukan “nasib” pemerintahan akan saya isi dengan teman dekat yang benar-benar tepercaya. Termasuk dalam posisi itu adalah seluruh menko atau menteri utama.

Adapun kelompok garansi partai sudah banyak dibahas di media massa. Pada intinya, ini merupakan semacam kompensasi atas dukungan partai yang telah diberikan selama masa pencalonan maupun selama pemerintahan berjalan. Secara keseluruhan, kelompok ini akan mewakili seperampat dari jumlah menteri. Sebagian memimpin departemen, dan sebagian lagi menteri negara.

Posisi untuk kelompok ini adalah departemen atau kementerian yang relatif rumit namun tidak menentukan “nasib” pemerintahan secara keseluruhan. Dengan demikian saya tetap bisa menjaga posisi aman jika partai melakukan maneuver-manuver yang tidak sejalan dengan target saya, misalnya ketika saya harus mengambil keputusan yang tidak populer. Saya tidak ingin memelihara “anak macan”.

***
Kelompok garansi teman adalah posisi yang akan saya isi dengan para professional di bidangnya. Sebagai manusia biasa, sudah barang tentu saya tidak mengenal semua ahli yang menonjol di berbagai bidang sehingga perlu penghubung dan penjamin para ahli yang akan saya tempatkan dalam kabinet. Ada ribuan doktor, belasan ribu master, serta puluhan ribu sarjana di negeri ini. Ada ratusan atau ribuan manusia unggul yang mungkin tepat untuk mengisi kursi departemen atau kementerian.

Dalam teori mengenai keterpisahan, konon, jarak antara satu manusia dengan seluruh manusia lain hanya terpaut maksimum enam langkah. Dalam lingkup kaum professional dan intelektual yang terbatas dan berpotensi masuk dalam kabinet, jarak maksimal saya perkirakan sekitar tiga atau empat penghubung. Kalau saya bisa minta garansi teman atas temannya teman, maka setidaknya saya bisa menjangkau sepersepuluh dari kaum intelektual berpotensi. Artinya, mungkin saya menjangkau 30% atau 50% dari seluruh orang yang berpotensi masuk kabinet.

Saya ingin meniru cerita tentang Pak SBY yang konon waktu memilih salah satu Menteri Perhubungan meminta pendapat dan garansi dari mantan presiden Habibie. Saya kira ini salah satu cara yang baik sekali dalam menyeleksi calon menteri yang secara personal tidak saya kenal langsung. Saya ingin memilih outliers di lini masing-masing dengan cara yang tepat dan tidak meleset. Kaum outliers akan mewakili seperempat hingga sepertiga posisi kabinet.

Berhubung saya sudah membaca buku Blink karya Malcolm Gladwell, saya sudah belajar untuk tidak mudah terpesona pada kesan pertama, namun juga tidak terkecoh pada tampilan luar yang kurang meyakinkan atas siapa-siapa yang sempat diusulkan untuk duduk dalam kabinet.

Kelompok keempat adalah kelompok eksperimental. Saya sebut demikian karena saya akan membuat sejumlah terobosan mengenai jabatan-jabatan baru dalam struktur organisasi pemerintahan. Ini berguna untuk menampung bermacam-macam ide liar yang saya dapatkan dari buku-buku, Internet, dan lintasan-lintasan pemikiran, yang barangkali banyak gunanya di masa depan. Porsi untuk kursi ini adalah 15%-20%. Ini saya umpamakan seperti CSR (country social responsibility) atau USO (universal service obligation) dalam volume yang besar.

Posisi ini juga berguna untuk menampung inovasi-inovasi baru serta kemungkinan-kemungkinan baru yang diadopsi dari negara lain. Pada posisi ini akan ditempatkan orang-orang muda yang paling inovatif dan kreatif. Syukur-syukur kalau posisi ini juga dapat digunakan untuk mengakomodasi partai politik pendukung.

***
Prinsip-prinsip yang akan saya pegang dalam menyusun kabinet adalah akomodasi, revitalisasi, regenerasi, dan reorientasi.

Akomodasi akan diwakili oleh kelompok partai, revitalisasi diwakili oleh kelompok garansi teman alias para professional. Regenerasi bisa diwakili oleh semua kelompok, sedangkan reorientasi diwakili oleh kelompok eksperimental.

Saya tidak mau disetir oleh rumors, namun sebagai orang yang pernah bekerja di media massa, saya akan melakukan uji publik melalui media massa. Saya juga akan mengoptimalkan fungsi jejaring sosial dan blog (ataupun blogger) dalam melakukan uji publik.

Publik akan saya biarkan untuk tahu persis calon menteri pada beberapa posisi. Namun saya akan menjaga penuh rahasia pada sebagian besar posisi sampai pada hari H pengumuman susunan kabinet.

Saya punya cukup banyak waktu untuk menyusun kabinet, jadi tidak perlu terburu-buru seperti Pak Habibie sewaktu membuat kabinet sebelas tahun yang lalu. Saya juga tidak ingin meniru cabinet 100 menteri seperti zaman Orde Lama.

Tidak ada komentar: