24 Januari 2010

Pengalaman bersama sepeda listrik Betrix


Setelah melalui banyak keraguan, akhirnya pada Desember lalu kami memutuskan untuk membeli sepeda listrik merek Betrix tipe Ice. Saya coba tulis pengalaman satu bulan bersama Betrix, barangkali berguna bagi pembaca yang tertarik mempertimbangkan sepeda listrik.

***
Ada banyak pertanyaan dan keraguan yang hinggap sebelum kami membeli sepeda listrik: Apakah harga yang hampir Rp5 juta cukup layak? Apakah tidak lebih andal membeli sepeda motor bekas atau sepeda motor China atau sepeda onthel yang bagus sekalian? Apakah jarak tempuhnya memadai? Bagaimana kalau baterai habis di jalan? Apakah mesin, baterai, serta penggeraknya cukup awet dan andal? Dan seterusnya.

Bagi saya, memakai sepeda motor bensin itu ribet. Sebab, harus ada STNK, SIM, helm, dan surat menyurat yang merepotkan. Apalagi untuk orang yang tinggal di lebih dari satu kota seperti saya. Beli di kota A, pakai di kota B. Jika motor dipakai oleh orang lain, misalnya keluarga atau kerabat, yang bersangkutan juga harus punya SIM. Intinya, banyak kerepotan di balik motor.

Sepeda listrik seperti halnya sepeda onthel, tidak perlu surat menyurat. Ini salah satu pertimbangan membeli sepeda listrik. Meskipun harga sepeda listrik hampir sama (atau bahkan lebih mahal dari) sepeda motor China yang baru, namun motor China toh tetap butuh surat-menyurat.

Lain lagi perbandingan dengan sepeda onthel. Sepeda onthel baru dengan kualitas bagus harganya toh hampir Rp2 jutaan (bahkan lebih). Jadi, dengan asumsi sepeda listrik body-nya tidak kalah dari sepeda onthel yang baik, selisih harganya masih cukup masuk akal.

***
Kami memilih sepeda listrik yang bentuknya semirip mungkin dengan sepeda onthel, paling ringan, serta harganya paling murah. Selain tidak ingin dianggap sebagai sepeda motor oleh polisi, pilihan model ini juga mempertimbangkan kemungkinan baterai habis di jalan. (Saya pernah punya pengalaman buruk dengan sepeda listrik bentuk motor yang habis baterai di jalan. Berat betul gowesnya. Tapi itu mereknya bukan Betrix)

Model Ice yang kami pilih memang mirip sekali dengan sepeda onthel. Di belakang ada boncengan panjang, tapi di depan tidak ada keranjang Boncengan belakang agak panjang sehingga saya bisa pasang kursi untuk anak, lalu di belakangnya lagi saya pasang keranjang (hasil pindahan dari sepeda onthel). Kelebihan lain adalah ada lampu depan serta klakson.

Sepeda listrik Betrix dapat dijalankan dengan dua mode. Saya menyebutnya sebagai mode sepeda motor dan mode sepeda onthel. Dalam mode sepeda motor, yang berperan sebagai penentu gerak adalah putaran gas. Gas dikendalikan dengan tangan kanan, mirip dengan gas pada motor.

Mode ini cocok untuk kondisi jalan macet dan rusak yang menutut stop and go. Maju dikit, berhenti lagi, maju lagi dikit, berhenti lagi, dan seterusnya. Ini juga cocok untuk jalan di gang sempit seperti di kota-kota besar.

Mode lain yang saya sebut sebagai mode sepeda onthel adalah pedal assist. Menggunakan mode ini seperti kita naik sepeda onthel biasa dengan tenaga pendorong di belakangnya. Dalam kondisi jalan rata dan sepi, mode ini sangat enak. Persis seperti naik sepeda onthel yang sangat ringan. Untuk melewati tanjakan juga cukup kuat.

Akan tetapi, mode ini sangat berbahaya di jalan macet atau rusak. Masalahnya ada pada respons-nya yang tidak seketika. Ada delay barang 2-3 detik dari saat awal menggowes sehingga kadang kita sudah mau berhenti karena di depan ada kemacetan dia justru tiba-tiba mendorong keras. Dorongan ini seperti diset untuk mencapai kecepatan tertentu yang kita tidak tahu atau di luar ekspektasi pengendara. Akibatnya, dorongan ini kadang terasa keras dan mengagetkan.

Bagi pengguna yang terbiasa dengan sepeda onthel dan tidak terbiasa dengan sepeda motor seperti saya, mode pedal assist sangat menarik. Tapi, ya itu, kalau tidak terbiasa dengan mode lain akan kerepotan saat melewati jalan padat yang macet. Khusus untuk jalan yang sepi dan lancar, kita bisa juga setel cruise control agar kecepatan konstan.

Karena sepeda listrik merupakan barang baru bagi saya, cara penggunaanya pun serba coba-coba. Perlu waktu untuk mengenali bagaimana cara kerja, respons, serta karakteristik mesinnya.

Sejauh ini, pengalaman menggunakan sepeda listrik cukup menyenangkan. Dengan pemakaian rata-rata 10km—15 km per hari, indikator baterai umumnya menunjukkan simpanan tenaga masih banyak (4 bar).

Namun demikian, ada beberapa kelengkapan yang menurut saya perlu diberikan untuk sebuah sepeda seharga Rp4,7 juta itu. Kelengkapan itu di antaranya keranjang depan, spion, serta –kalau memungkinkan—speedometer.

***
Indikator baterai terdiri atas 4 titik. Jika baterai penuh, keempatnya akan menyala. Jumlah lampu yang menyala berkurang seiring berkurangnya tenaga yang tersimpan dalam baterai. Sayangnya, hanya itulah indikator yang bisa kita amati untuk memantau besarnya tenaga yang tersimpan. Saya berharap di masa yang akan datang indikator ini akan lebih kaya informasi.

Lubang kabel untuk ke luar dan masuk dari kotak baterai hanya 1 slot. Ketika mengisi baterai, charger dicolok ke slot ini. Ketika sepeda akan dipakai, kabel yang menghubungkan mesin gantian dicolok.

Dan karena sepeda tiap hari dipakai dan dicharge, maka setiap hari harus lepas pasang kabel ke slot itu. Saya sungguh khawatir cara colok mencolok seperti ini lama-lama akan membuat lubang colokan aus dan dol. Mudah-mudahan pada sepeda listrik generasi mendatang bagian ini diperbarui.

Dalam satu bulan pemakaian, sepeda listrik Ice kami sempat macet. Lampu indikator tidak nyala. Kadang nyala 5 menit lalu mati. Baru jalan 200 meter, mati. Padahal baterai penuh.

Ketika kami bawa ke penjualnya, kotak baterai langsung dilepas dan dibongkar. Ternyata ada connector di dalam kotak baterai yang kendor. Akibatnya, muncul percikan api karena arusnya cukup besar. Lama-lama bagian itu terbakar. Solusinya ya ganti connector, disolder ulang, bayar Rp10.000.

Keluhan lain adalah sedel. Saya berharap sedel standar bisa lebih baik dan lebih nyaman digunakan.

17 komentar:

Anonim mengatakan...

Bagaimana mas betrix icenya sekarang? Saya tertarik jg untuk membeli.

Anonim mengatakan...

Saya punya pengalamn kurang enak dengan betrix Sky Blue. Sesudah 1,5 tahun baterenya diganti dengan yang baru. Sesudah diganti batere, sistim listriknya konslet. Kata montirnya ga boleh dipake berat2 padahal saya pake dengan beban 70 kg, padahal waktu beli katanya bisa dipake sampai dengan 150 kg(boled ditanya ke toko). Kenyataanya dipakee 70 kg sudah konslet. harga baterenya juga cukup mahal Rp1,400,000. Spd Betrixnya juga dipake ga sampe 1km sehari. Jadi brosur dengan kenyataannya tidak sesuai.

Akhmad Johan mengatakan...

saya punya pengalaman yg mungkin lbh lama dr anda ... sy menggunakan Betrix seri "MQ", mungkin sekarang sdh tdk keluar seri itu, bentuknya mirip "Ice" tetapi baterynya ada di depan (tdk dibawah sadel), sepeda itu sy beli bulan Mei 2006 (harga new Rp. 3.800.00,- (Yogyakarta) sampai saat ini msh sy gunakan, pernah ganti baterry 1 x (3 unit jml nya) harga baterry waktu ganti (2009) 300 rb/unit, alhamdulillah sampai skrg blom ganti lagi

Anonim mengatakan...

Saya punya pengalaman buruk nih sama service centre betrix yang di jakarta - kalimalang.

di website bilang kalo, ada layanan service ke rumah. tapi kenyataannya waktu suruh orangnya datang ke rumah susahnya minta ampun. diundur terus dengan berbagai alasan. sampe akhirnya bilang karena rumah saya jauh. padahal saya sudah menyetujui biaya transport yang akan dibebankan ke saya Rp 90.000.

Untuk betrix di jakarta, tolong diperhatikan donk hal ini. perbaiki layanan after sales service-nya

rudi hartono mengatakan...

sama saya juga memiliki betrix Sky Blue,saya beli tahun2007,pertimbangan saya membeli betrix sky blue,karena istri naik motor masih takut,dan pertimbangan lain,menghemat biaya.setelah mempertimbangkan dengan matang maka kami memutuskan untuk beli sepeda listrik Betrix type Sky Blue.awal awalnya kami pakai terasa nyaman.namun baru 1tahun berjalan,mulai timbul masalah,baterry yang mulai mengisi tidak sempurna.cepat habis dan ketika diisi ulang,indikator listrik pada adaptor penuh,tapi ketika akan dipakai,baterry low bat.saya bahwa ke service betrix,diperbaiki bisa jalan,naum hanya sehari setelah itu rusak lagi,sekarang sudah hampir dua tahun,saya biarkan dongkrok,mau dijual kayaknyatidak laku.istri sekarang kekantor pakai sepeda motor yamaha seoul.tadinya kami berpikir ada penghematan tapi nyatanya harus keluar duit untuk beli sepeda motor baru.yaa...semua ini untuk pembelajaran kami,bahwa beli sepeda listrik hendaknya dipertimbangkan lebih matang lagi.

Lilik Hariyanto mengatakan...

Saya sebetulnya tertarik dengan The Ice nya Betrix. Karena bisa untuk Olah Raga dan kalau capai bisa dipakai Listriknya. Tetapi setelah membaca Pengalaman Anda menjadi pengin beli lagi. Kalau boleh saya akan menghubungi anda via telepon. Mohon info no HP anda. Ini no HP saya.
08125500413. Terima kasih.

Anonim mengatakan...

TEMPAT SERVICE MOTOR LISTRIK ( Jabodetabek )


Melihat banyaknya rekan2 yang selama ini kesulitan dalam mencari tempat untuk service sepeda motor listriknya ataupun ingin beli sparepart untuk sepeda motor listriknya.
bisa coba Hub:


Sales-Service-Sparepart motor listrik,,,,,,

Tlp: (021) 9156 8386 / 0813 1423 2808 ( Jabodetabek )

luar daerah yang ingin tanya2 langsung jg boleh..



( Dealer motor listrik yang selalu berusaha untuk tetap eksis, baik didunia maya, maupun didunia nyata )


trim’s buat webmasternya :)

Semoga informasi ini bisa membantu :)

Anonim mengatakan...

Sekarang kondisi sepeda listriknya gimana? Ada keluhan yang bisa di share? kebetulan saya tertarik untuk membeli.

Anonim mengatakan...

saya mau jual betrix gan,, typenya klo g salah type ice ( yang baterainya dibawah jok ) mau saya jual 3 juta ( bisa nego ) masih seperti baru gan, jarang dipake soalnya,, saya di bandung-cimahi call or sms ke 08996908236 (iwan)

Anonim mengatakan...

gimana solusinya gan kalau sepedanya elektriknya digas ngadat dan bahkan tidak bisa jalan?
*saya punya masih baru belum ada 1 tahun. tolong solusinya.
trimakasih

Anonim mengatakan...

Motor listrik saya type Murgia, belik seken, sempat kecewa karena, cukup lama ga bisa dijalankan normal, setelah on dan lampu indikator menyala tapi putaran roda pelan sekali, sekali beberapa menit baru bisa berputar kencang. Tapi setelah dicoba untuk sering sering memanaskan sekarang lancar seperti biasa

CV. MUTIARA mengatakan...

Berkunjunglah ke "mutcil.blogspot.com"

Anonim mengatakan...

Saya baru beli sepeda listrik Selis type Elang yg bentuknya mirip motor...pas baca pengalaman ini baru kepikir... Hadeuh klo daya nya abis berat untuk di gowes yaaa....

Fauzan mengatakan...

Perkiraan saya bukan dari pabrikan, tp montir/service yg melakukan penggantian baterai terakhir kali. Ada yg tidak sesuai prosedur.

Unknown mengatakan...

Saya baru beli Selis Elang 20 Desember 2016. Setelah saya coba satu minggu, terkumpul beberapa masalah yg akirnya kami sampaikan via W.A media pengaduan customer service.
1. Kunci stang tidak berfungsi, ternyata setelah di cek teknis, lobang slot pen Batang kuncinya terhalang plat besi, terpaksa di bor.
2. Charger tidak bisa otomatis cut off, jadi harus dikira kira penuhnya. Sudah ganti 3 Charger sama saja.
3. Karet bos shock breaker belakang, lembek dan oblak (longgar).
4. Shock breaker kanan depan minyaknya bocor.
5. Rem depan sama sekali tidak punya kemampuan rem yang baik.

Dari semua masalah itu memang ditangani oleh teknisi, hanya masalah point 5 yg sampai sekarang tidak teratasi, sepertinya salah desain tromolnya.

Ada satu keluhan yang tidak mungkin diatasi adalah posisi pedal gowes yang agak ke belakang dari posisi center vertikal kaki menjadikan berat skali dan kita tidak punya tenaga untuk gowes.

Larinya dan kelengkapan lampu, remote kontrol dll cukup Ok lah, walo kelistrikannya saya atur ulang sendiri karena semrawut dan basah kena air soket soket kabelnya kalo di cuci.

Jarak tempuh:
dengan full charge accu, saya test mutar mutar jakarta mampu sampai sekitar 52km..cukup baik menurut saya.

Tetapi harus sy sampaikan juga bahwa Selis cukup responsip dan komitmen untuk mengatasi keluhan saya tersebut, dan mungkin bisa sebagai feed back dr konsumen ke penyempurnaan produk.

Sekarang sdh cukup nyaman dan menghemat biaya transport, karena tiap hari saya pakai ke kantor..mobil kadang kadang saja..

Semoga bermanfaat..

Salam,
H. CAHYO.

Unknown mengatakan...

Saya baru beli Selis Elang 20 Desember 2016. Setelah saya coba satu minggu, terkumpul beberapa masalah yg akirnya kami sampaikan via W.A media pengaduan customer service.
1. Kunci stang tidak berfungsi, ternyata setelah di cek teknis, lobang slot pen Batang kuncinya terhalang plat besi, terpaksa di bor.
2. Charger tidak bisa otomatis cut off, jadi harus dikira kira penuhnya. Sudah ganti 3 Charger sama saja.
3. Karet bos shock breaker belakang, lembek dan oblak (longgar).
4. Shock breaker kanan depan minyaknya bocor.
5. Rem depan sama sekali tidak punya kemampuan rem yang baik.

Dari semua masalah itu memang ditangani oleh teknisi, hanya masalah point 5 yg sampai sekarang tidak teratasi, sepertinya salah desain tromolnya.

Ada satu keluhan yang tidak mungkin diatasi adalah posisi pedal gowes yang agak ke belakang dari posisi center vertikal kaki menjadikan berat skali dan kita tidak punya tenaga untuk gowes.

Larinya dan kelengkapan lampu, remote kontrol dll cukup Ok lah, walo kelistrikannya saya atur ulang sendiri karena semrawut dan basah kena air soket soket kabelnya kalo di cuci.

Jarak tempuh:
dengan full charge accu, saya test mutar mutar jakarta mampu sampai sekitar 52km..cukup baik menurut saya.

Tetapi harus sy sampaikan juga bahwa Selis cukup responsip dan komitmen untuk mengatasi keluhan saya tersebut, dan mungkin bisa sebagai feed back dr konsumen ke penyempurnaan produk.

Sekarang sdh cukup nyaman dan menghemat biaya transport, karena tiap hari saya pakai ke kantor..mobil kadang kadang saja..

Semoga bermanfaat..

Salam,
H. CAHYO.

rotimarie mengatakan...

Lagi googling tentang sepeda listrik.. eh nemu dua artikel yg sama. Ternyata postingannya yg ini dicopas sm antiklopedia😕