Sejak April, biaya SMS sejumlah operator besar turun. Telkomsel yang semula mengenakan biaya Rp250 untuk pascabayar dan Rp300 untuk prabayar mengubahnya menjadi bervariasi antara Rp100 hingga Rp150 per pesan. Hal yang sama juga dilakukan Indosat.
Tetapi, ada pertanyaan yang mengganjal bagi saya mengenai sistem tarif SMS ini. Katanya pola bagi hasilnya masih menganut SKA (sender keep all) di mana semua pendapatan masuk ke kantong operator pengirim Lah, kalau memang demikian, mengapa operator masih mengenakan biaya SMS dibedakan berdasarkan operator tujuan? Bukankah itu tidak relevan?
Bukankah yang lebih masuk akal justru seperti Bakrie Telecom Esia itu, yang mengenakan tarif berdasarkan karakter tanpa peduli operator tujuan?
Mengapa soal upaya mempertahankan pelanggan menjadi justifikasi pembedaan tarif? Di mana peran regulator dalam mengatur hal ini? Kabarnya regulator masih akan mempertahankan pola SKA pula. Ah, mbuh lah adanya…
3 komentar:
Alla hu akhbar!!!
coba tanya ke rumput yang bergoyang pak..
sudah saya tanya rumputnya yang goyang-goyang. katanya dia juga enggak tahu, hehehe.
Posting Komentar