27 Juli 2008

Jumatan dan dering telepon


Pekan lalu saya Jumatan di Masjid Salman ITB Bandung. Salah satu hal yang paling menyenangkan dari Salman adalah pengumuman sebelum Jumatan yang fokus, to the point, menggunakan bahasa baku, dan disampaikan secara datar.

Bunyi pengumuman itu, biasanya diawali dengan, ”Assalamualaikum wr wb. Sebelum khatib naik mimbar, ada beberapa pengumuman yang insya Allah bermanfaat bagi jamaah sekalian.”

Itu lugas sekali. Tidak ada pembuka yang berpanjang-panjang. Kalimat di atas adalah kata-kata khas yang sudah saya dengar sejak lima belas tahun yang lalu. Ada pengumuman yang baru saya dnegar belakangan, seiring perkembangan teknologi seluler. Pengumuman itu berbunyi, “..dan mematikan dering handphone.”

Nyaman sekali bagi yang mendengarnya. Kita tidak diminta untuk mematikan handphone, melainkan cukup mematikan deringnya saja.

Juga, ada pengumuman berbunyi, “Selama khatib berkhutbah dimohon tidak berbicara, membaca, atau menggunakan handphone.”

Ini juga sangat penting. Mengingat sekarang ini aktivitas dan perhatian orang di dalam forum seringkali terganggu oleh keinginan untuk ngulik-ngulik handphone. Alangkah tepatnya pengumuman-pengumuman itu.

***
Khutbah Jumat ketika itu diisi oleh pak Irfan Anshori. Saya mengenal nama itu sejak SMA, melalui buku Kimia terbitan Ganeca Exact.

Pak Irfan ini selalu menggunakan pemahanan fisika-kimia dalam menelaah ayat suci. Seiring hadirnya bulan Rajab, beliau menjelaskan oleh-oleh Rasulullah dari Isra’ Mi’raj, yaitu sholat.

Ayat yang sangat mengesankan beliau kutip, yaitu dari Surat Al-Maarij. “Sesungguhnya manusia itu diciptakan dalam keadaan tidak stabil/gelisah/mudah berubah. Bila menerima kegagalan/keburukan mudah berputus asa. Bila menerima kesuksesan/keberhasilan/kebaikan gampang lupa diri. Kecuali orang-orang yang sholat. Yaitu yang terus-menerus/kontinu dalam sholatnya.” *)

Tanpa bahasa vulgar, beliau juga menjelaskan pentingnya mengambil hikmah dari peraturan sholat dalam memilih pemimpin. Boleh memilih yang muda asalkan kapabel (mengingatkan perseteruan media antara Megawati dengan Tifatul Sembiring soal calon presiden dari kalangan muda).

Hendaknya memilih pemimpin yang bisa menjadi imam sholat (mengingatkan saya akan pilkada Kota Bandung yang salah satu calonnya adalah Pak Taufikurrahman, dosen ITB dan mantan pengurus YPM Salman).

Ah, indahnya Jumatan di Bandung.

Catatan:
*) Terjemahan lengkap berdasarkan buku terjemah Departemen Agama RI sebagai berikut:

QS al-Ma'arij (70) : 19-34
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.
Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.

Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).

Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).

Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.

1 komentar:

raybam mengatakan...

replica bags koh samui view publisher site r1u93c5p65 replica bags this website z8g40q6s42 replica louis vuitton handbags replica zara bags see here t1m27t7z02 best replica designer replica bags blog