30 Juni 2009

Tahu sedikit bisa berarti banyak



Blink mengungkapkan bahwa orang-orang yang pandai mengambil keputusan yang tepat bukanlah orang yang memproses informasi paling banyak atau sengaja menghabiskan waktu paling lama. Mereka adalah orang-orang yang telah terlatih untuk menyempurnakan seni membuat cuplikan tipis, menyaring sesedikit mungkin faktor terpenting dari segunung kemungkinan.

***
John Gottman, seorang psikolog yang pernah belajar matematika di MIT, mampu meramalkan apakah sebuah pasangan akan langgeng atau tidak hanya dengan mengamati video komunikasi antara anggota pasangan itu dalam sekejab.

Konon, jika dia sempat mengamati komunikasi sebuah pasangan dalam waktu satu jam, ketepatan ramalan Gottman adalah 95%. Kalau dia mengamati dalam waktu 15 menit, ketepatan ramalannya adalah 90%.

Gottman, dalam buku Blink: Kemampuan berpikir tanpa berpikir karya Malcolm Gladwell, dijadikan contoh bagaimana orang mengembangkan kemampuan pemahaman cepat (rapid cognition) serta cuplikan tipis (thin-slicing).

Cuplikan tipis merujuk pada kemampuan bawah sadar kita untuk menemukan pola-pola dalam situasi-situasi dan perilaku-perilaku berdasarkan pengalaman yang sangat singkat. Menurut eksperimen Gottman, sebuah perkawinan dapat dipahami melalui pengamatan sekilas. Begitu pula banyak situasi yang lain.

Bagi kebanyakan kita, melihat video percakapan sebuah pasangan tidak bisa menghasilkan informasi yang signifikan mengenai bagaimana masa depan hubungan pasangan itu. Kita umumnya memandang perkawinan sebagai hal yang kompleks sehingga butuh waktu pengamatan berminggu-minggu dalam berbagai situasi—bahagia, lelah, marah, tersinggung, tertekan, dan sebagainya—untuk memahami pasangan itu. Begitupun kesimpulan kita terhadap banyak hal lain.

***
Gottman yang menulis buku Mathematics of Divorce mengembangkan semacam teori matematis untuk menghitung potensi perceraian melalui pengamatan atas cara komunikasi pasangan yang direkam dalam video.

Dia mengembangkan sistem pengkodean yang menggambarkan emosi sesorang terhadap pasanganya. Misalnya, dia memberi nilai untuk rasa jijik dengan 1, merendahkan 2, marah 7, defensive 10, dan seterusnya.

Secara garis besar ada empat hal yang dapat diamati sebagai penentu ketidaklanggengan pasangan. Keempatnya adalah sikap defensive (defensiveness), tidak menjawab atau asal menjawab (stonewalling), sikap mencela (criticism), serta sikap merendahkan (contempt). Sikap keempat, merendahkan, adalah yang paling menentukan. Jika Gottman menangkap ada sikap merendahkan atau jijik dalam komunikasi itu, sudah cukup baginya untuk menyimpulkan adanya masalah.

Perempuan umumnya mudah mencela, sedangkan pria lebih sering asal menjawab. Adapun mengenai merendahkan tidak ada preferensi gendernya. Malcolm Gladwell dalam buku Blink memberikan penjelasan cukup panjang dan menarik mengenai teori yang dikembangkan oleh Gottman dalam mengamati cara komunikasi pasangan. Bagian ini sangat menarik.


***
Pada dasarnya Blink adalah buku mengenai dua detik pertama yang paling menentukan ketika kita mengamati sesuatu. Dua detik yang memberikan pemahaman dalam sekejab karena kemampuan bawah sadar.

Inilah yang disebut oleh Gladwell sebagai “kemampuan berpikir tanpa berpikir”. Keputusan sekejab ini didapat dari informasi yang sedikit namun akurat melalui snap judgment dan thin slicing.

Blink mengungkapkan bahwa orang-orang yang pandai mengambil keputusan yang tepat bukanlah orang yang memproses informasi paling banyak atau sengaja menghabiskan waktu paling lama. Mereka adalah orang-orang yang telah terlatih untuk menyempurnakan seni membuat cuplikan tipis, menyaring sesedikit mungkin faktor terpenting dari segunung kemungkinan.

Blink menyatakan bahwa kemampuan membuat cuplikan tipis bukanlah bakat yang langka. Kita melakukan cuplikan tipis setiap kali berjumpa dengan orang baru, atau harus memahami sesuatu dengan cepat, atau harus berhadapan dengan situasi baru.

Kita melakukan cuplikan tipis karena seharusnya demikian. Dan kita akan mengandalkan kemampuan tersebut karena banyak sekali informasi tersirat di dalamnya. Perhatian yang cermat dan rinci terhadap cuplikan setipis apa pun, bahkan yang tidak lebih dari satua atau dua detik, dapat berbicara banyak sekali.

***
Belum lama ini sekelomok psikolog meneliti lagi uji prediksi perceraian Gottman. Mereka meminjam sejumlah rekaman video Gottman dan menunjukkan rekaman itu ke kalangan yang bukan pakar.

Tapi, kali ini, mereka memberikan sedikit bantuan. Mereka memberikan semacam daftar emosi yang harus dicari. Mereka memecah-mecah rekaman menjadi semacam potongan sepanjang tiga puluh detik dan memperbolehkan setiap pemeriksa menonton dua kali, pertama untuk memusatkan perhatian pada pria dan kedua untuk memberikan perhatian pada wanita.

Lalu apa yang terjadi? Kali ini para pemeriksa mampu menebak mana pasangan yang sukses dalam perkawinan dengan ketepatan di atas 80%. Itu belum sehebat kemampuan Gottman. Namun, menurut Gladwell, hasil itu sangat mengesankan dan bukan suatu kebetulan. Dia menyimpulkan bahwa kita sebenarnya tidak asing dengan seni cuplikan tipis itu.

Gladwell dalam Blink menyimpulkan bahwa demikianlah cara kerja bawah sadar kita. Ketika kita tiba-tiba mengambil keputusan atau mendapatkan firasat tertentu, bawah sadar kita bekerja seperti yang dimaksudkan oleh Gottman.

Sistem itu menyaring situasi yang kita hadapi, mengabaikan banyak hal yang tidak penting, kemudian memustakan pada inti masalah. Dan sesungguhnya bawah sadar kita piawai sekali melakukan perkara ini. Sampai-sampai, metode cuplikan tipis sering bisa menghadirkan jawaban lebih baik ketimbang melalui proses berpikir yang lama dan melelahkan.

Wallahu alam. (semoga bisa bersambung)

1 komentar:

Setyardi Widodo mengatakan...

copy paste dari komentar di facebook

AW: blink = blank
July 3 at 4:23pm

FNF: jazakallah kang.. cukup mendidik!
saya suka yg begini :)
July 3 at 4:46pm

EDj: Bozz, judulnya menyesatkan. Blink hanya bercerita tentang proses akhir, bagaimana orang bisa memproses semua pengetahuannya dalam waktu singkat dan terkesan otomatis atau bawah sadar. Proses akhir ini TIDAK bisa terjadi tanpa akumulasi pengetahuan yang sangaaat banyak, dan pengalaman yang sangaaaat panjang. Artinya, kita (you and me) tidak bisa menatap patung Yunani selama dua detik terus menyimpulkan bahwa patung ini tidak pernah terkubur di dalam tanah. Itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah melihat ratusan atau ribuan patung yang terkubur selama ratusan tahun. Konsep Blink tidak berlaku untuk mereka yang ingin hasil instan, tapi berlaku untuk mereka yang memang sudah mumpuni dalam suatu bidang tertentu.
July 5 at 12:00am

SL: Terima kasih, Pak. Pelajaran penting bagaimana efisiensi merupakan sesuatu yang sangat berharga.
July 5 at 4:23pm

Setyardi 'Kelik' Widodo: "sedikit bisa berarti banyak" tidak sama dengan "sedikit pasti sama dengan banyak" hehehe. memang agak sesat, tapi itu juga yang dipakai sebagai judul bab dalam buku versi Gramedia, hehehe. matur nuwun pak, penjelasannya sangat menjernihkan
July 5 at 6:32pm