23 Desember 2009

Di bawah bayang-bayang Sun Yat Sen


Patung Sun Yat Sen berdiri megah di salah satu sudut pelabuhan Qinzhou. Sekilas, patung setinggi 13,88 meter itu mirip dengan Patung Lenin yang ramai dirobohkan di beberapa sudut Rusia ketika Uni Soviet runtuh pada 1989.

Bila ditambah dengan penyangganya, keseluruhan patung Sun Yat Sen tersebut tingginya mencapai 29,68 meter. Untuk mencapai patung, pengunjung harus mendaki ratusan tangga. Kalau saya tidak salah hitung, terdapat 208 undakan yang harus dilewati untuk sampai ke patung itu.

Setelah melewati 96 undakan pertama, pengunjung akan sampai ke teras. Lalu 76 undakan kedua membawa pengunjung ke golden ding altar, kemudian 37 undakan terakhir mengantar ke patung. Dari posisi patung di ketinggian itu pengunjung bisa melihat gelaran Pelabuhan Qinzhou.

Sun Yat Sen yang lahir pada 1866 adalah bapak pendiri Republik Rakyat China atau China modern. Dia mendirikan partai Kuomintang dan menjadi pejabat presiden para tahun 1912 serta tahun 1923-1925.

Lalu mengapa ditempatkan patung Sun Yat Sen di sudut pelabuhan itu? Pengelola pelabuhan menyatakan bapak pendiri RRC itu pernah menulis dalam satu artikelnya pada 1915 bahwa Qinzhou suatu saat akan menjadi pelabuhan terbesar di China bagian selatan.

Kini, pemerintah China berupaya mewujudkan harapan Sun Yat Sen tentang Qinzhou, bagian penting bagi China selatan dalam hubungannya dengan Asia Tenggara.

Kota Qinzhou memiliki sejarah panjang, lebih dari 1.600 tahun. Pada tahun 420, kota ini dikenal dengan nama Songshojun, kemudian diubah menjadi Anzhou pada tahun 502. Sebelum tahun 1950, Qinzhou merupakan bagian dari Provinsi Guangdong. Akan tetapi, setelah masa transisi, pada 1965 Qinzhou resmi dimasukkan sebagai bagian dari Provinsi Quan Xi bersama dengan Nanning...

Selengkapnya ada di Bisnis.com