23 April 2008

ISS08 bagian ketiga: Sibuk dan siap 'menggelandang'?



Rabu merupakan hari yang sibuk bagiku karena hari ini acara utama Intel Solutions Summit 2008 (ISS08) dimulai.

Pagi-pagi saya ke press room untuk akses Internet. Rungan sepi sekali. Belum ada wartawan lain sama sekali. Tiba-tiba ada petugas hotel menyapa,”Pak Setyardi,ya?”

Saya kaget. Ternyata petugas itu adalah Pak Sammy, orang Indonesia yang bekerja di hotel tersebut. Saya pun berikan kartu nama. Dia lagi tidak bawa kartu nama.Dia hanya bilang dulu tugas di Bali dan sekarang di Grand Hyatt Bangkok.

Beberapa saat kemudian dia datang kembali membawa kartu nama. Ternyata Pak Sammy Carolus ini adalah salah satu direktur di hotel ini. Wah.
“Kalau ada apa-apa hubungi saya ya Pak,” katanya.

***
Jam setengah sembilan sesuai jadwal, acara dimulai. Ternyata acara untuk wartawan berbeda dengan acara utama. Kami 'diasingkan' dengan acara yang full terpisah. Jadi kami tidak bisa melihat dan mengikuti keynote speech seperti yang ada di jadwal. Saya juga sama sekali tidak ketemu orang Indonesia yang mengikuti acara Intel ini, wong beda tempat.

Intel mengajak 11 wartawan non-Thailand serta 7 wartawan lokal untuk meliput acara ini. Saya satu-satunya wartawan ras melayu. wartawan lainnya memiliki ras India, China, Indo China, serta bule (Australia).

Acara untuk wartawan ini sangat padat. Presentasi silih berganti. Menjelang sore melihat-lihat pameran. Tetapi melihat-lihat tidak bisa sembarangan sebab semua dikasih kuisioner yang harus diisi. Kami harus menilai beberapa produk peserta pameran yang ditunjuk. Sebal deh.

Setelah itu masih ada group interview. Mandi sebentar, lalu ada acara lagi sampai malam di lokasi yang berbeda, di luar hotel.

***
Capek sekali rasanya. (Apalagi ada beban menulis berita untuk dotcom dan edisi cetak. Juga kirim foto, hehehe)
Tapi tidak apa-apa. Ada hal yang lebih mencemaskan lagi. Besok ada acara sampai jam 12.
Dan setelah itu harus langsung check out. Sesuai keterangan tertulis dari panitia, check out terakhir jam 12.Kalau mau extend bayar sendiri US$244++. Waduh.

Mencemaskan karena pesawatku baru berangkat Jumat pagi jam 02.30. Jadi di mana aku harus mandi, sholat, makan bekal dan indomie yang kubawa ini?

Aku males lah ngomong dengan panitia, wong jelas-jelas sudah ditulis begitu. Ntar dikira kampungan, ndesit.

Yang salah itu pesanan tiketnya, kenapa mesti pakai Garuda yang jadwalnya hanya satu kali sehari dari dan ke Bangkok. Kenapa tidak pesan penerbangan lain yang 'lebih manusiawi'? Mungkin karena murah?

Aku juga belum dapat kejalasan dari K, wartawan The Nation yang tahun lalu sama-sama jadi peserta NSK-CAJ Fellowship Program di Jepang, apakah dia mau mengajakku jalan-jalan atau tidak.

Bagaimana aku harus mengisi 15 jam di sini tanpa kamar, tanpa akses Internet? Entahlah. Kita tunggu saja perkembangan besok. Hehehe.
Semoga Allah berkenan memberi kemudahan.

Tidak ada komentar: