28 Februari 2008

Eee, ini seperti PC

Saya memegang Eee PC sejak sepekan lalu. Beli di Notebook88, mal ambassador, seharga Rp3,05 juta, versi Surf 2GB dengan sistem operasi Linux Xandros.

Benda ini ringan, enak sekali dibawa-bawa bersama chargernya (serasa membawa dua PDA plus chargernya). Bobotnya 900-an gram. Bersama charger mungkin sekitar 1.200-1.400 gram. Warna dan bentuk serta ukurannya menarik.

Sebagai perangkat mobile, saya membandingkannya dengan PDA Ipaq 4350 punya-ku yang dilengkapi papan ketik QWERTY baik menempel maupun papan ketik eksternal yang dapat dilipat-lipat. Mengetik pada Eee PC terasa lebih enak baik pakai meja maupun di pangkuan. Mengetik pakai papan ketik eksternal pada PDA harus di atas meja, tidak bisa di pangkuan. (Soal mengetik di pangkuan ini penting karena tempat jumpa pers atau di kereta, di stasiun, bandara dll jarang tersedia meja).

Saya tidak membandingkan dengan notebook besar karena saya tidak pernah membawa-mbawa itu Toshiba Satellite subsidi kantor. Satellite menadi desktop saja di rumah, hehehe. sekalian buat nyetel VCD barney, baba, dkk.

Layar Eee PC diameternya 7 inci, dua kali lipat layar PDA model lama yang umumnya 3,5 inci (berarti luasnya 4 kali lipat). PDA yang baru-baru malah umumnya layarnya hanya 2,8 inci atau lebih kecil lagi. Tetapi layar Eee PC ini juga hanya seperempat dari layar Toshiba Satellite yang 14 inci itu.

Terdapat 3 slot USB yang langsung bisa mengenali mouse maupun card reader dan USB flash disk. Ada juga slot untuk monitor eksternal dan Ethernet. Wifi-nya terbukti berjalan lancar untuk akses di kantor.

***Mengenali modem
Semula saya mengira perangkat ini akan bermasalah dalam konektivitas dengan ponsel mengingat sistem operasinya linux (dengan asumsi susah mencari drivernya). Tetapi ternyata saya mencoba colokkan ponsel Sony Ericsson k510i melalui kabel data usb dan si Eee PC ini bisa langsung mengenali. Jadilah modem GPRS tanpa perlu driver macam-macam.
Barangkali ponsel murah ini memang cocok untuk notebook murah. makin cinta deh dengan barang-barang murah. (Tetapi tidak ada jaminan bahwa semua jenis ponsel baik Sony Ericsson maupun bukan, bisa langsung kompatibel sebagai modem di sini. ini hanya satu dari beberapa kasus yang ternyata sangat menarik. mungkin ini pula hebatnya Linux, atau hebatnya Sony Ericsson, atau hebat dua-duanya).

Saya coba chatting pakai YM bisa berjalan dengan baik. bahkan gambar (avatar) juga muncul dengan sempurna. tetapi saya belum berhasil chatting dengan Gtalk. Ditolak melulu, entah kenapa.

Perangkat ini bisa membuka dan menulis file doc, membuka gambar, video, pdf, dan sebagainya dengan baik.
Menurut saya sih perangkat cukup nyaman untuk menulis diary, menulis catatan di sembarang tempat, mobile blogging. mungkin juga cocok untuk menulis berita. kalau pertama menggunakan mungkin papan ketik terasa terlalu kecil. tetepi setelah tuntas satu artikel saya kira sudah terbiasa. menulis artikel berikutnya jauh lebih nyaman.

Persoalannya paling2 papan ketik yang kurang berkualitas. Nekan-nya harus rada keras (terutama spasi). Namanya juga barang murah. (Coba bandingkan, beli papan ketik eksternal untuk PDA saja harganya bisa rp1 jutaa-an sendiri, sepertiga dari notebook ini.)

Masalah lainnya keterbatasan memori internal. dengan kapasitas hanya 2GB, untuk sistem habis 1,7GB sendiri. Sehingga, ruang memori untuk kerja sangat sempit. Jadi kalau membuka banyak aplikasi alias banyak jendela, jadi rawan hang. temen2 yang berpengalaman dengan perangkat windows mobile saya kira sudah terbiasa dengan perangkat hang.

Kalau mau beli sebaiknya cari yang 4GB saja. Tetapi kalau kebelet dan harganya cocok, ya beli 2GB. Lebih murah dan tampaknya di pasar bebas lebih mudah ditemui daripada versi 4GB.

Tidak ada komentar: