18 Februari 2008

Google Maps bisa diakses ponsel tanpa GPS

Google terus meningkatkan ekspansinya dalam industri telekomnikasi bergerak. Setelah bulan lalu mengumumkan persiapan sistem operasi untuk ponsel cerdas Android yang menghebohkan, kini raksasa mesin pencari Internet itu kembali membuat gebrakan dengan memperbarui layanan Google Maps for Mobile.

Google memperbarui layanan Maps for Mobile dengan membuat aplikasi versi 2.0. Produk ini masih uji coba (Beta) tetapi dapat bekerja dengan baik. Untuk mengunduhnya silahkan kunjungi www.google.com/gmm/index.html.

Berbeda dengan Google Maps for Mobile versi sebelumnya yang membutuhkan sambungan GPS (global positioning systems), aplikasi baru ini tidak memerlukan sambungan GPS.

Fitur baru 'My Location' didasarkan pada jaringan BTS (base transceiver station) milik operator seluler dengan akurasi sekitar 1.000 meter.

Angka ini sebenarnya 'jauh dari akurat' namun cukup menarik untuk dicoba, apalagi jika di masa mendatang bisa disediakan layanan dengan akurasi yang lebih baik dan lebih murah, tanpa GPS. Terlebih jika nantinya ada kerja sama dengan operator seluler lokal ataupun operator di negara lain yang sedang dikunjungi oleh pengguna. Di lokasi dengan BTS rapat seperti pusat perkotaan, kita bisa mengharapkan akurasi yang lebih tinggi.

Aplikasi baru ini dapat bekerja pada ponsel cerdas Blackberry serta ponsel lain yang berbasis Symbian seri 60, ataupun Java.

Saya mengunduh aplikasi tersebut melalui ponsel cerdas Blackberry 8300 pada jaringan XL dan langsung menginstallnya.

Pada layar Blackberry muncul icon/menu baru Google Maps. Jika kita klik langsung muncul peta kawasan benua Amerika. Kita tinggal menggesernya ke samping, ke kawasan Asia dan Indonesia. Setelah itu tekan zoom (i untuk zoom in, dan o untuk zoom out).

Peta bagian-bagian dari AS dapat diakses dengan baik. Negara Asia yang terjangkau peta Google Maps for Mobile versi 2.0 ini di antaranya Jepang, Thailand serta beberapa bagian dari China bagian timur seperti Shanghai. Peta Jepang tersedia dengan keterangan huruf kanji, sedangkan peta Thailand dengan keterangan huruf setempat yang mirip aksara Jawa.

Sayangnya peta sebagian besar wilayah Asia belum lengkap. Indonesia dan Filipina, misalnya, hanya tampak seperti onggokan-onggokan pulau dengan sangat sedikit keterangan. Kita memang dapat melakukan pembesaran (zooming) gambar. Tetapi zooming tanpa keterangan hanya menghasilkan peta buta yang membingungkan.


Selain itu, hati-hati dalam menggunakan aplikasi ini karena layanan peta itu membutuhkan koneksi data dalam jumlah besar. Untuk mencoba dengan leluasa sebaiknya gunakan layanan data yang unlimited.


Dimuat untuk Sisipan Tren Digit@l edisi Desember yang terbit bersama Bisnis Indonesia edisi 10 Desember 2007.

Tidak ada komentar: