13 Mei 2008

Data dan imajinasi, kunci masa depan

Data merupakan hal penting dalam membuat keputusan yang tepat. Adapun imajinasi sangat penting dalam memperkirakan, mengimpikan sesuatu yang belum terjadi atau tidak dialami. Gabungan antara data dan imajinasi menjadi kunci sukses dalam menghaadapi masa depan yang belum terjadi.

Sayangnya, dalam banyak hal, kita mengalami keterbatasan data yang sangat amat. Dalam mengambil keputusan mengenai jenis sekolah untuk diri sendiri atau anak, memilih jurusan, jenis pekerjaan, bahkan juga memilih pasangan hidup, data yang tersedia umumnya sangat minim.

Selain itu, data kadangkala manipulatif. Maksudnya, mengolah data menjadi informasi dan kesimpulan menuju keputusan, seringkali diwarnai bias pribadi. Bias itu dipengaruhi oleh masa lalu, pendidikan, pengalaman, kedewasaan, dan sebagainya.

Dalam keterbatasan data itu, kita hanya bisa mengandalkan imajinasi (dan ada satu lagi, yaitu doa). Kita harus mampu mempertahankan pikiran agar tetap bisa berimajinasi untuk merekonstruksi apa-apa yang tidak (atau belum) kita alami, dan mempersiapkan diri menghadapinya.

Jika memiliki data yang akurat dan memadai, ditambah imajinasi yang baik, maka kita bisa menyusun visi yang tepat. Pandangan masa depan yang pas, maju, tepat dan benar. Itulah visioner.

Masalahnya, imajinasi manusia itu juga seringkali sangat terbatas. Data terbatas, imajinasi terbatas, jadi gimana donk? Ya, banyak-banyak berdoa saja. Kita berharap mengambil sebagai keputusan yang terbaik (berdasarkan data dan imajinasi yang kita miliki) dan menyerahkan sisanya kepada kekuasaan Tuhan yang Maha Kuasa.

Wallahu a’lam

3 komentar:

Setyardi Widodo mengatakan...

"
Upah Jurnalis di Atas Standar, AJI Puji Bisnis Indonesia & Kompas
Arfi Bambani Amri - detikcom

Jakarta - Dari survei standar pengupahan di terhadap 30 perusahaan media, hanya dua media yang mengupah melewati standar upah minimum yang dilansir AJI Jakarta. 2 Perusahaan itu adalah Bisnis Indonesia dan Kompas.

"Hanya 2 perusahaan yang melampaui, Bisnis Indonesia dan Kompas," beber Koordinator Divisi Serikat Pekerja AJI Jakarta, Winuranto Adhi saat launching di kantor AJI Jakarta, Kompleks Bier, Jl Soepomo, Jakarta Selatan, Selasa (18/3/2008).

Bisnis Indonesia mengupah karyawan yang baru diangkat tetapnya sebesar Rp 4,5 juta. Pada urutan kedua, Kompas dengan upah mencapai Rp 4,125 juta.

Hampir semua stasiun tv swasta mengupah jurnalis dengan buruk, tidak ada yang melampaui Rp 3 juta. Begitu juga dengan media online dan radio, tak ada yang mencapai Rp 4 juta.

"Transtv baru saja menaikkan gaji karyawannya menjadi Rp 2,5 juta. Hal ini terjadi setelah 150 karyawannya keluar karena gaji yang minim. Sebelumnya hanya bergaji Rp 1.750.000," ungkap Winuranto yang biasa dipanggil Wiwin.

Namun Wiwin buru-buru menambahkan, survei ini tidak bisa dijadikan standar pengupahan yang sebenarnya. "Survei ini tidak bisa menjadi standar baku dalam pengupahan sebuah perusahaan karena ada perusahaan yang jurnalisnya diupah berbeda-beda, " jelas Wiwin.

"Media lain seperti Gatra, sudah beberapa tahun tidak merekrut karyawan baru, sehingga patokan survei ini sudah basi," pungkasnya.

Wiwin menjelaskan, pengupahan minimum ini adalah take home pay yang diperoleh seorang jurnalis untuk keperluan pribadinya. Masalah pajak, asuransi, kesehatan dan transportasi ke tempat liputan ditanggung perusahaan.

"Apakah itu mekanismenya reimburse, tunjangan, dan sebagainya," pungkas pria berambut sebahu itu. ( aba / ndr )
"

Lich Am Hom Nay mengatakan...

Thanks
Thien Menh.Net
Xem Lich Am hom Nay
Lich Van Nien
Lich Van Su
Van Khan
Tu Vi Hang Ngay
Tu Vi Hang Tuan
Tu Vi Thang Moi
12 Cung Hoang Dao

Lich Am Hom Nay mengatakan...

have a nice day
Tu Vi Hom Nay 12 Cung Hoang Dao
Tu Vi Thang Nay 12 Cung Hoang Dao
Tu Vi nam moi 12 Cung Hoang Dao
Xem boi bai tay hang ngay
Xem boi bai tay thang moi
Xem boi bai tay nam nay
Xem boi bai tarot hang ngay
Xem boi bai lenormand