02 Maret 2008

Bandwidth itu (tidak) gratis

Wacana mengenai mobile office ataupun mobile reporting menuntut pengkajian kembali mengenai harga dan biaya bandwidth.

Dalam konteks fixed office pengguna bisa browsing dan akses email (baik mengirim maupun menerima) melalui jaringan fixed milik kantor (baik wi-fi maupun kabel LAN) sehingga biaya tidak diketahui dan dianggap gratis.

Fixed office yang mengesankan bahwa bandwidth gratis memicu orang untuk dengan entengnya mengirim data-data besar yang tidak penting ke mailing list (yang anggotanya ratusan orang). Toh dia mengirim dengan gratis dan para penerima pun menerima dengan gratis pula.

Ketika mobile office sudah berlaku, dan masing-masing pengguna katakanlah harus membayar Rp1 per kb, maka saat seseorang mengirim data (berupa foto, file PDF, atau rilis2 yang tidak penting) sebesar 1MB kepada milis dengan anggota 100 orang, biayanya menjadi Rp1x 1.000 kb X 100 orang = Rp100.000. (luar biasa mahalnya!!!).

Kalau 1MB itu maksudnya adalah 8Mb, maka biayanya dikalikan delapan (setara dengan gaji siapa ya?). Dalam banyak kasus, biaya bandwidth bagi pengguna juga tidak Rp1 per kb, tetapi bisa sepuluh kali lipat atau 20 kali lipat (List biaya bisa dilihat di situs masing-masing operator seluler).

Itu dengan asumsi ada 100 orang yang mobile dengan biaya akses sama. Kalau, katakanlah hanya 10% yang mengakses secara mobile, maka biayanya juga masih lumayan, yaitu sepersepuluh dari hitungan di atas.

(Tetapi perhitungan di atas tidak berlaku untuk akses unlimited quota serta kompresi data seperti pada Blackberry. Untuk akses time based perlu konversi mengingat waktu sama dengan volume data dibagi dengan kecepatan. Apalagi kecepatan akses tidak konstan)

Kalau ada banyak orang yang suka mengirim e-mail berisi data besar ke dalam milis maka risiko biaya tak terduga dan tidak penting bisa membengkak sangat besar.

Oleh sebab itu, saya sarankan sebagai berikut:
1. Kaji kembali apa yang bisa dan baik untuk dikirim melalui milis. Kalau tidak penting2 amat, dan bukan untuk keperluan umum jangan dikirimkan ke milis. Kalau ada press release yang kita tahu siapa yang akan menggunakan (misalnya desk TI), kirim ke orang di desk TI, jangan dikirim ke milis awak redaksi. Kalau kita sekadar mau bicara dengan si-X, kirim ke si X lewat jalur pribadi, jangan lewat jalur umum.

2. Biasakan memotong bagian bawah email asli ketik menjawab email lewat milis. Utamakan berpendapat menggunakan teks daripada menggunakan gambar.

3. Utamakan mengakses menggunakan aplikasi POP3 pada perangkat mobile daripada menggunakan web mail. Aplikasi mail client POP3 pada perangkat mobile umumnya juga menyediakan fasilitas untuk memotong email-email besar. Manfaatkan fasilitas seperti itu untuk menghemat bandwidth.

Jadi, mulai sekarang, bandwidth harus dihemat sebagai barang yang masih langka dan mahal di Indonesia. Ini hal yang perlu dimulai dari langkah kecil seperti halnya sampah plastik, energi listrik, energi dari fosil, dan sumber daya terbatas lainnya.

Hemat bandwidth, please.

Tidak ada komentar: